Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa Gaza sedang menghadapi “Nakba kedua” dan penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pemerintah sayap kanan Israel.
Pernyataan ini disampaikan Abbas pada Kamis (9/11) kepada Anadolu di tengah eskalasi kekerasan dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.
Abbas menegaskan bahwa rencana pemindahan paksa yang diprakarsai oleh Israel tidak akan berhasil.
“Rakyat Palestina sedang menghadapi kondisi yang keras dan parah. Ada Nakba kedua di Gaza. Rakyat kami sedang dihadapkan pada pembantaian massal yang tidak tertandingi dalam sejarah, dengan ratusan ribu syuhada dan korban luka, penghancuran yang meluas, pengungsian, kelaparan, penyakit, dan epidemi,” ujar Abbas.
Abbas juga menegaskan, “Negara penjajah telah menjadikan Gaza tak dapat dihuni, dan peristiwa yang terjadi di Gaza utara hari ini adalah bukti nyata dari kenyataan tersebut.”
Lebih lanjut, Presiden Abbas menyampaikan bahwa ancaman pemindahan paksa terus menghantui rakyat Gaza.
Namun, ia menegaskan dengan penuh keyakinan bahwa skema ini tidak akan berhasil. “Kami tidak akan membiarkannya terjadi, dengan mengandalkan ketahanan rakyat kami dan dukungan dari saudara-saudara kami serta teman-teman di seluruh dunia.”
Pernyataan Abbas mencerminkan kecemasan yang mendalam terhadap nasib warga Gaza yang semakin memburuk akibat serangan militer Israel yang intensif, yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan kehancuran infrastruktur yang parah.
Dalam konteks ini, Abbas berulang kali menekankan pentingnya solidaritas internasional dalam mendukung perjuangan Palestina untuk kemerdekaan dan hak-hak dasar mereka.