Thursday, May 8, 2025
HomeBeritaPresiden Suriah: Ada pembicaraan tak langsung dengan Israel untuk cegah eskalasi

Presiden Suriah: Ada pembicaraan tak langsung dengan Israel untuk cegah eskalasi

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa mengungkapkan bahwa pemerintahannya tengah melakukan pembicaraan tidak langsung dengan Israel melalui perantara, guna mencegah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Pernyataan tersebut disampaikan Sharaa dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, Rabu (7/5/2025), dalam kunjungan pertamanya ke negara Eropa sejak menjabat sebagai kepala negara awal tahun ini.

“Ada pembicaraan tidak langsung dengan Israel melalui mediator untuk meredakan ketegangan, agar situasinya tidak berkembang ke titik yang sulit dikendalikan,” ujar Sharaa.

Presiden Suriah juga mengecam serangkaian serangan udara Israel terhadap wilayah Suriah. “Israel telah melakukan lebih dari 20 serangan udara ke Suriah pekan lalu. Tindakan sewenang-wenang ini harus dihentikan. Campur tangan dalam urusan dalam negeri Suriah tidak dapat diterima,” tegasnya.

Ini merupakan kali pertama seorang pemimpin Suriah secara terbuka mengakui adanya komunikasi, meski tidak langsung, dengan Israel.

Sharaa menegaskan kembali komitmen Damaskus terhadap Perjanjian Pelepasan tahun 1974, yang menetapkan garis gencatan senjata antara Suriah dan Israel di wilayah Dataran Tinggi Golan.

Dalam kesempatan tersebut, Sharaa menyampaikan apresiasi kepada Prancis atas dukungannya terhadap rakyat Suriah selama masa revolusi. Ia juga membahas sejumlah kerja sama bilateral dengan Macron, termasuk kontribusi Prancis dalam proses rekonstruksi dan stabilitas Suriah.

“Stabilitas Suriah adalah bagian dari stabilitas kawasan secara keseluruhan,” ujarnya.

Kedua pemimpin juga membicarakan peluang kerja sama di bidang keamanan, ekonomi, peradilan, dan pemberantasan terorisme. Sharaa menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Prancis yang telah menerima pengungsi Suriah selama beberapa tahun terakhir.

Ia menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan membiarkan perpecahan sektarian maupun pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah oleh pihak asing. “Masa depan Suriah tidak akan ditentukan di ruang tertutup ataupun di ibu kota negara lain,” katanya.

Terkait sanksi internasional terhadap Suriah, Sharaa menyatakan bahwa sanksi tersebut diberlakukan karena kejahatan yang dilakukan oleh rezim sebelumnya. “Tidak ada lagi alasan untuk mempertahankannya setelah rezim itu jatuh,” ujarnya.

Ia juga membahas situasi perbatasan Suriah-Lebanon dengan Presiden Macron.

Menanggapi pertanyaan jurnalis, Sharaa menyatakan bahwa Suriah adalah korban terorisme selama masa pemerintahan sebelumnya, dan kini berdiri dalam solidaritas dengan para korban terorisme di mana pun. “Kami tidak memiliki keterkaitan dengan aksi kriminal di luar wilayah Suriah,” ujarnya.

Ahmed al-Sharaa memimpin pemerintahan transisi Suriah sejak Januari 2025, setelah rezim Bashar al-Assad tumbang. Assad, yang berkuasa selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada Desember 2024, mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah berlangsung sejak 1963.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular