Tuesday, August 12, 2025
HomeBeritaPROFIL - Siapakah “Pelé Palestina” Suleiman al-Obeid yang gugur saat antre bantuan...

PROFIL – Siapakah “Pelé Palestina” Suleiman al-Obeid yang gugur saat antre bantuan di Gaza?

Dunia sepak bola Palestina berduka. Suleiman al-Obeid (41), sosok legendaris yang dijuluki “Pelé Palestina”, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel pada Rabu pekan lalu (6/8/2025). Ia menjadi korban saat berada di antara warga sipil yang tengah mengantre bantuan kemanusiaan di wilayah selatan Jalur Gaza, demikian pernyataan dari Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA).

Lahir di Gaza pada 24 Maret 1984, al-Obeid memulai karier profesionalnya di klub Khadamat al-Shati, lalu berkiprah di Markaz Shabab al-Am’ari di Tepi Barat yang diduduki, sebelum akhirnya membela klub Gaza Sport.

Ia mencatat debut bersama tim nasional Palestina pada tahun 2007, mencatatkan 24 penampilan (caps) dan mencetak dua gol. Salah satu gol terbaiknya — tendangan salto spektakuler ke gawang Yaman — tercipta dalam kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat 2010.

Sepanjang kariernya, al-Obeid mencetak lebih dari 100 gol, menjadikannya salah satu pemain tersukses dalam sejarah sepak bola Palestina. Gaya bermainnya yang kreatif, kepemimpinannya di lapangan, dan ketajamannya sebagai penyerang membuatnya dijuluki “Pelé Palestina”, merujuk pada legenda sepak bola asal Brasil.

PFA menyatakan bahwa al-Obeid meninggal dunia saat berusaha mendapatkan bantuan pangan dan air, di tengah kelangkaan akut bahan kebutuhan pokok yang terus memburuk di Gaza. Ia meninggalkan seorang istri dan lima anak.

Dunia olahraga Palestina terpukul

Kematian al-Obeid terjadi sepekan setelah tewasnya pemain Mahmoud Rafeh Shaheen dari klub Al-Tuffah Sports Club, yang juga menjadi korban saat menunggu bantuan kemanusiaan. Shaheen adalah pemain kedua dari klub tersebut yang tewas dalam dua minggu terakhir, menyusul rekannya Ismail Abu Dan.

PFA mencatat bahwa perang yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menghancurkan sektor olahraga Palestina. Sedikitnya 663 atlet dan ofisial olahraga tewas, termasuk 322 orang yang berafiliasi langsung dengan PFA, mulai dari pemain, pelatih, wasit, hingga anggota dewan klub.

Selain korban jiwa, setidaknya 288 fasilitas olahraga rusak atau hancur, 268 di antaranya berada di Jalur Gaza. Markas besar PFA di Gaza juga dilaporkan terkena dampak serangan udara.

Dengan dukungan militer dari Amerika Serikat, Israel terus melanjutkan serangan intensif di Gaza. Menurut otoritas Palestina, lebih dari 61.000 warga tewas, sebagian besar merupakan perempuan, anak-anak, dan lansia. Jumlah korban luka tercatat lebih dari 152.000 orang.

Sementara itu, ribuan lainnya masih hilang dan diduga tertimbun di bawah reruntuhan. Blokade yang diberlakukan juga telah menyebabkan krisis pangan parah, dengan puluhan anak dilaporkan meninggal akibat kelaparan, dan ribuan lainnya berada di ambang malnutrisi akut.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular