Serangan udara Israel terus menggempur sejumlah wilayah di Jalur Gaza, terutama di sekitar pusat distribusi bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, mengumumkan keberhasilan mereka menewaskan tiga tentara Israel dalam operasi perlawanan di timur Jabaliya, Gaza utara.
Laporan dari sejumlah rumah sakit di Gaza menyebutkan bahwa sedikitnya 43 warga sipil gugur akibat tembakan pasukan Israel sejak Selasa (24/6) dini hari.
Dari jumlah itu, 20 di antaranya merupakan warga yang tengah menunggu bantuan makanan.
Sumber medis dan saksi mata menyatakan, serangan Israel menargetkan rumah-rumah, tenda pengungsian, dan kerumunan warga di berbagai wilayah—baik di Gaza utara, tengah, maupun selatan.
Di lingkungan At-Tuffah, sebelah timur Kota Gaza, serangan terhadap sekolah al-Hasymiyyah menyebabkan tiga warga gugur.
Di wilayah lain, lima warga dilaporkan meninggal dan beberapa lainnya terluka setelah pasukan Israel menyerang sekelompok warga sipil di dekat kawasan wisata Bianco, barat laut Beit Lahia.
Sementara itu, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis melaporkan bahwa sepuluh warga sipil gugur dan lebih dari 15 lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan yang diarahkan ke pusat distribusi bantuan di utara Kota Rafah, Gaza selatan.
Operasi perlawanan
Di sisi lain, Brigade al-Qassam menyatakan telah melancarkan serangan terhadap militer Israel di dua titik berbeda.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui Telegram, kelompok tersebut menyebut bahwa tiga tentara Israel berhasil dilumpuhkan dalam pertempuran jarak dekat di timur Jabaliya.
“Para pejuang kami memastikan telah mengeksekusi tiga serdadu Zionis dari jarak nol, menggunakan senjata ringan, sebelum kembali dengan selamat dari medan tempur,” demikian pernyataan Brigade al-Qassam. Belum ada konfirmasi atau tanggapan dari militer Israel mengenai klaim tersebut.
Selain itu, al-Qassam juga mengklaim telah menembakkan sejumlah mortir ke arah pos militer Israel yang baru dibangun di kawasan as-Sanati, sebelah timur Khan Younis, pada Minggu (23/6).
Berdasarkan data resmi militer Israel, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, sebanyak 871 prajurit Israel tewas, dengan 428 di antaranya gugur dalam operasi darat yang dimulai pada akhir Oktober.
Sementara itu, jumlah total korban luka di kalangan militer Israel mencapai sekitar 6.000 orang, termasuk 2.738 yang terluka dalam pertempuran darat di Jalur Gaza.
Seluruh rangkaian pertempuran ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang kian memburuk di Jalur Gaza.
Serangan yang digambarkan oleh berbagai organisasi kemanusiaan sebagai bentuk genosida itu telah berlangsung lebih dari delapan bulan, dan terus menimbulkan korban jiwa serta kehancuran yang luas.
Sejak awal perang, lebih dari 187.000 warga Palestina menjadi korban antara gugur dan luka-luka. Sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Di samping itu, lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, sementara ratusan ribu lainnya mengungsi dalam kondisi darurat.
Wabah kelaparan yang menyertai konflik ini juga telah merenggut nyawa banyak warga, termasuk anak-anak.