Qatar pada Sabtu secara resmi membuka kembali kedutaannya di ibu kota Suriah, Damaskus, setelah hampir 13 tahun.
Bendera Qatar dikibarkan di gedung kedutaan yang mulai beroperasi kembali di ibu kota Suriah, setelah jatuhnya rezim Assad.
Khalid al-Khalid, seorang warga setempat, mengungkapkan kebahagiaannya atas pembukaan kedutaan tersebut.
Ia mencatat bahwa Qatar adalah salah satu negara yang paling mendukung revolusi Suriah, dan berharap negara-negara lain juga akan membuka kembali kedutaan mereka.
Al-Khalid menekankan pentingnya dukungan internasional bagi Suriah, dengan mengatakan, “Kami ingin negara-negara Arab berdiri bersama kami.”
Warga lainnya, Nour Ghaith, juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Doha terhadap revolusi.
Ghaith mengatakan bahwa pembukaan kembali kedutaan tersebut akan berkontribusi pada kemajuan Suriah menuju tempat yang aman, dengan harapan mereka yang telah melarikan diri dapat kembali.
Ia menambahkan bahwa ia senang dengan pembukaan kedutaan tersebut, karena akan membantu dalam rekonstruksi Suriah.
Qatar menutup kedutaannya di Damaskus pada Juli 2011, setelah serangan oleh pendukung rezim Bashar al-Assad.
Serangan tersebut merupakan respons terhadap peliputan Revolusi Suriah oleh stasiun televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar, yang dimulai pada Maret 2011.
Bashar al-Assad, yang telah memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok-kelompok anti-rezim mengambil alih Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath yang berkuasa sejak 1963.
Pengambilalihan tersebut terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir al-Sham merebut kota-kota kunci dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu.