Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menegaskan kembali pentingnya menggalang upaya bersama di tingkat regional dan internasional.
Tujuannya, guna memastikan implementasi penuh atas kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Penegasan itu disampaikan pada Kamis, dalam percakapan telepon yang ia terima dari Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi.
Menurut keterangan resmi, kedua pihak meninjau perkembangan hubungan bilateral serta peluang untuk memperkuat kerja sama antara Doha dan Teheran.
Pembahasan juga mencakup situasi mutakhir di Jalur Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki, khususnya setelah dimulainya penerapan kesepakatan gencatan senjata di kawasan tersebut.
Sejumlah isu regional lain yang menjadi perhatian bersama turut mengisi agenda pembicaraan.
Sheikh Mohammed menekankan bahwa keberhasilan penerapan kesepakatan gencatan senjata menuntut sinergi nyata dari berbagai pihak, baik di kawasan maupun di tingkat global.
Upaya kolektif tersebut, menurut dia, menjadi prasyarat untuk membuka jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan dan stabilitas yang lebih kokoh di Timur Tengah.
Fase pertama dari implementasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober lalu.
Kesepakatan itu muncul setelah lebih dari setahun agresi Israel di Jalur Gaza yang dimulai pada 8 Oktober 2023, yang oleh banyak pihak dipandang sebagai tindakan pemusnahan massal.
Serangan tersebut telah merenggut lebih dari 69.000 jiwa warga Palestina dan melukai lebih dari 170.000 orang, sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, kebutuhan untuk membangun kembali Gaza diperkirakan mencapai 70 miliar dollar AS berdasarkan kalkulasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


