Ribuan warga Suriah memadati Masjid Umayyah di Kota Tua pada Jum’at (13/12) untuk melaksanakan sholat Jum’at pertama sejak penggulingan Bashar al-Assad enam hari lalu, lansir Middle East Eye.
Abu Mohammed Golani, pemimpin oposisi yang menggulingkan rezim, mengimbau warga Suriah untuk berhenti bekerja dan merayakan pada hari Jum’at ini.
Di pasar Souk Hammidiyah yang berliku, pintu-pintu toko diturunkan, namun bendera dua bintang Suriah lama masih terlihat.
Tapi di sepanjang jalan utama, orang-orang menjual bendera revolusi, yang banyak dibawa dalam kerumunan menuju masjid berusia 1.300 tahun itu.
Abdullah Mohammed, 41, yang tinggal di Damaskus, mengaku jarang mengikuti sholat Jumat di Masjid Umayyah, namun kali ini ia membuat pengecualian.
“Hari ini istimewa. Dulu kami adalah budak, sekarang kami bebas dan bisa mengatakan apa saja,” ujar Mohammed. “Semoga Tuhan memberi kami hari yang lebih baik.”
Di halaman masjid, para pasukan oposisi, anak-anak dengan bendera, dan warga Suriah yang datang dari berbagai daerah berkeliling kompleks, mengambil foto dan video.
Haidar, 33, seorang anggota oposisi asal Damaskus, yang telah tinggal di Idlib, provinsi mengatakan bahwa ia selalu percaya akan kembali ke masjid tersebut.
“Ini adalah jantung Suriah. Ini simbol,” katanya. “Saya selalu percaya saya akan melihatnya karena saya percaya pada Tuhan, dan Tuhan telah memberi kami hari ini.”
Alaa Khoudari, 37, warga Midan di Damaskus, menyatakan, “Saya sudah menunggu momen ini selama bertahun-tahun. Saya sangat senang melihat semua orang bebas.”
Ini adalah pertama kalinya ia mengunjungi masjid tersebut. “Dulu mereka tidak membiarkan saya masuk. Saya sangat senang. Inshallah, anak saya akan melihat hari yang lebih baik daripada kami,” ujarnya.
Pada sholat Jum’at kali ini, tidak ada imam dari pemerintah seperti biasanya.
Sebagai gantinya, Perdana Menteri sementara, Mohammed al-Bashir, memimpin khotbah. “Semoga Tuhan merahmati jiwa kami. Beri rahmat bagi yang dipenjara. Semoga kami mendapat hari yang lebih baik di Suriah,” kata al-Bashir, suaranya terdengar jelas di halaman masjid yang penuh sesak.
Setelah sholat, kerumunan membubarkan diri dan bergerak menuju Alun-Alun Umayyah untuk merayakan dengan pesta jalanan.
Warga lokal menyusuri gang-gang sempit, sementara warga dari luar daerah terjebak dalam kerumunan di jalan utama.
Alun-alun semakin ramai, dipenuhi dengan lagu-lagu Abdel-Basset al-Sarout, mantan pemain sepak bola Suriah yang menjadi penulis lagu revolusi dan tewas dalam pertempuran pada 2019.