Anggota Kongres AS, Rashida Tlaib, pada Kamis menyambut baik keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang “terlambat” untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait dengan kejahatan perang di Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan, politisi Demokrat dari Michigan itu mengatakan bahwa surat perintah tersebut menandakan berakhirnya era pemerintahan Israel yang bertindak tanpa konsekuensi.
“Sejak genosida ini dimulai, Amerika Serikat telah memberikan lebih dari $18 miliar dalam bentuk senjata kepada pemerintah Israel,” ujar Tlaib.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Biden “tidak bisa lagi menyangkal bahwa senjata-senjata AS tersebut telah digunakan dalam banyak kejahatan perang,” termasuk penggunaan “kelaparan sebagai senjata perang.”
“Tugas pemerintah kita untuk segera mengakhiri keterlibatannya dalam pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional ini,” kata Tlaib.
“Netanyahu dan Gallant harus ditangkap dan dibawa ke ICC.”
Pada hari yang sama, pengadilan yang berbasis di Den Haag itu mengumumkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant “atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan sejak 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024,” saat jaksa ICC, Karim Khan, mengajukan permohonan tersebut.
Pengadilan juga menolak tantangan yang diajukan Israel terkait yurisdiksi berdasarkan Pasal 18 dan 19 Statuta Roma.
Pengadilan mengatakan telah menemukan alasan yang cukup untuk meyakini bahwa Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab secara pidana atas kejahatan perang.
Surat perintah tersebut dikeluarkan di tengah genosida militer Israel di Jalur Gaza yang baru saja memasuki tahun kedua, yang telah menewaskan sekitar 44.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel juga telah memaksa hampir seluruh populasi Gaza mengungsi, sementara blokade yang terus berlangsung menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, mendorong penduduk Gaza ke ambang kelaparan.