Pemerintah Israel pada Jumat (30/8) menyetujui usulan untuk memperpanjang masa penugasan pasukan cadangan yang akan berakhir Sabtu (31/8). Dengan demikian perekrutan pasukan cadangan diteruskan hingga 1 Desember.
Demikian dilaporkan harian Yediot Ahronot pada Sabtu (31/8).
Usulan yang diajukan Menteri Pertahanan Yoav Gallant ini menunjukkan peningkatan beban yang dihadapi warga Israel yang bertugas di IDF.
Disebutkan bahwa militer sedang memperluas jumlah personel melalui beberapa metode, meskipun tidak secara spesifik menyebutkan perekrutan di sektor ultra-Ortodoks.
Yediot Ahronot mengatakan, ini bukan pertama kalinya IDF memanggil lebih dari 300.000 personel cadangan diperpanjang. Berhubung gagalnya upaya merekrut kalangan Ortodoks, perpanjangan masa tugas ini, Israel berhadap mendapat waktu tambahan untuk mendapat rekrutmen baru, dan bisa melakukan rotasi pasukan.
Perintah ini juga memungkinkan IDF untuk merekrut personel cadangan di bawah perintah darurat (Tzav 8) untuk tambahan tiga bulan karena kebutuhan operasional IDF.
Keputusan yang disetujui oleh para menteri ini juga mencatat peningkatan beban pada personel cadangan. Hal ini juga memberi dampak kumululatif bagi anggota yang ditugaskan dan diperpanjang berulang-ulang.
Baca juga: Tentara cadangan Israel tolak bertugas kembali di Gaza
Selain mempengaruhi tentara cadangan itu sendiri, perpanjangan dinas juga mempengaruhi keluarga dan perusahaan tempat para tentara cadangan itu bekerja di luar dinas militer.
Isu ini juga dibahas dalam diskusi Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset. Mereka mengusulkan beban perang didistribusikan secara lebih luas, baik bagi pasukan organik maupun pasukan cadangan.
Militer Israel mengaku terus bekerja untuk memperluas jumlah anggota dinasnya, baik dalam dinas wajib maupun cadangan.
Misalnya, disebutkan pendaftaran beberapa siswa yeshiva telah dipercepat. Masa penundaan bagi beberapa siswa akademi pra-militer telah dipersingkat.
Tanpa secara spesifik membahas kebutuhan atau upaya untuk merekrut siswa yeshiva (ortodoks), keputusan tersebut menyimpulkan badan pertahanan Israel akan terus memaksimalkan jumlah tentaranya.
Sejak dimulainya wajib militer kepada pria ultra-Ortodoks, hanya beberapa lusin bersedia untuk direkrut. Sebagian besar menolak direkrut dan secara aktif melakukan protes ekstrim di dekat kantor perekrutan militer.
Baca juga: Kekurangan pasukan, Israel kembali tarik pasukan cadangan
Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi