Puluhan relawan kemanusiaan asal Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) mengikuti pembekalan dan pelatihan teknis dan teknikal meeting di Tunisia sebelum bergabung dalam misi internasional menembus blokade Gaza melalui jalur laut.
Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan fisik, mental, serta teknis para relawan dalam menghadapi tantangan selama pelayaran menuju Gaza. Para peserta akan menempuh rute laut Mediterania dalam rangka mengantar bantuan kemanusiaan dan menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Misi kemanusiaan ini mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tunisia. Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap partisipasi aktif warga negara Indonesia dalam upaya perdamaian dan kemanusiaan global.
“Kami mendukung penuh perjuangan para relawan Indonesia yang dengan semangat kemanusiaan tinggi ikut dalam gerakan Global Sumud Flotila. Ini adalah bentuk nyata solidaritas rakyat Indonesia terhadap Palestina,” ujar Duta Besar Zuhairi Misrawi dalam sambutannya kepada para relawan.
Salah satu relawan IGPC, Ogy Faturahman, menyampaikan bahwa selama berada di Tunisia, para relawan menjalani pelatihan intensif demi memastikan pelayaran berjalan sesuai prosedur dan aman.
“Di hari kedua ini, kami fokus mempersiapkan fisik dan mental serta menyusun strategi konvoi kemanusiaan lewat jalur laut. Ini adalah bagian dari perjuangan untuk membebaskan Palestina dari penjajahan zionis Israel,” ujarnya.
Konvoi maritim ini merupakan bagian dari Global Sumud Flotilla, yang melibatkan partisipasi ribuan aktivis kemausiaan dari 44 negara dan didukung oleh 72 kapal laut. Armada internasional ini diorganisir untuk menerobos blokade yang telah lama melumpuhkan wilayah Gaza, sekaligus mengantarkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza, Palestina yang tengah mengalami krisis kemanusiaan.
Indonesia melalui IGPC kembali menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian dunia khusunya untuk menghentikan penjajahan dan genosida Israel terhadap rakyat Gaza.
“Ini bukan pelayaran biasa, ini merupakan pelayaran kemanusiaan yang merupakan langka strategis untuk pembebasan Palestina khusunya rakyat Gaza yang telah menderita sejak serangan Israel pada 7 oktokber 2023 silam,” kata Muhammad Husein koodinator IGPC.
Menurutnya, gerakan kemanusiaan ini sangat diharapkan untuk mendapatkan bantuan dari semua pihak termasuk pemerintah Indonesia agar dapat melindungi seluruh WNI yang terlibat secara langsung dalam misi kemanusiaan tersebut.
“Kami terus melakukaan koordinasi dengan semua pihak, dan tentunya doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia sangat berarti agar misi kemanusiaan ini bisa berlangsung dengan damai dan aman,” pungkanya.