Keluarga para sandera Israel pada Senin (18/11) menggelar protes di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat. Mereka menuntut pemerintah segera menyepakati pertukaran tahanan dengan kelompok Palestina di Gaza.
Hal tersebut dilaporkan kantor berita Anadolu Agency.
Spanduk yang diusung oleh pengunjuk rasa memuat tulisan seperti, “Akhiri perang! Kesepakatan segera,! dan “Para sandera tidak akan bertahan melewati musim dingin berikutnya.”
Dalam pernyataannya, panitia aksi memperingatkan bahwa para sandera “tidak akan bertahan dalam kondisi dingin yang membekukan di terowongan Gaza.”
Kerabat para tahanan dan kelompok oposisi meningkatkan protes terhadap pemerintahan Netanyahu. Mereka menuduh pemerintah menghambat upaya kesepakatan pertukaran tahanan untuk membebaskan orang-orang tercinta mereka.
Menurut estimasi Israel, sekitar 101 orang masih disandera oleh Hamas di Gaza. Sebagian diyakini telah tewas akibat serangan udara Israel yang tidak pandang bulu di wilayah tersebut.
Hingga kini, mediasi yang dimotori Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar belum berhasil mencapai gencatan senjata atau kesepakatan pertukaran tahanan. Namun, Washington berpendapat pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel pada 18 Oktober dapat menjadi celah untuk terobosan negosiasi.
Hamas menyatakan konflik hanya akan berakhir jika Israel menghentikan kampanye militernya di Gaza, yang telah menyebabkan hampir 43.800 kematian sejak Oktober 2023.
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, ditambah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang sangat parah.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.