Rusia dilaporkan mulai memindahkan peralatan militer canggih dari pangkalan mereka di Suriah ke Libya. Demikian laporan Aljazeera Arabic pada Rabu (18/12).
Menurut laporan The Wall Street Journal yang dikutip Aljazeera, langkah ini terjadi beberapa hari setelah rezim Presiden Bashar al-Assad lengser.
Data navigasi menunjukkan, pesawat kargo Rusia telah melakukan beberapa penerbangan menuju Pangkalan Al-Khadim di Libya.
Para pejabat yang berbicara kepada media tersebut menyebutkan peralatan pertahanan udara canggih, termasuk radar untuk sistem “S-400” dan “S-300”, telah dipindahkan ke pangkalan yang dikuasai oleh pasukan Khalifa Haftar, seorang komandan militer yang pensiun.
Lebih lanjut, para pejabat mengungkapkan bahwa Rusia tengah mempertimbangkan pengembangan fasilitasnya di Tobruk, Libya timur, untuk menampung kapal-kapal mereka.
Namun, hingga kini belum jelas apakah senjata-senjata tersebut akan tetap berada di Libya atau dipindahkan kembali ke Rusia melalui jalur udara.
Menurut data dari situs FlightRadar, pesawat angkut militer Rusia jenis Ilyushin Il-76TD telah melakukan beberapa penerbangan ke Pangkalan Udara Al-Khadim di timur Benghazi dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Kremlin pada Senin (16/12) lalu menyatakan nasib dua pangkalan militernya di Suriah masih dalam tahap pembahasan.
Menurut laporan Reuters yang mengutip empat pejabat Suriah, Rusia mulai menarik pasukannya dari garis depan di utara Suriah dan beberapa pos di Pegunungan Alawi.
Namun, mereka tetap mempertahankan dua pangkalan utama mereka, yaitu Pangkalan Udara Hmeimim di Latakia dan Pangkalan Laut Tartus.
Kedua pangkalan ini menjadi pilar utama kehadiran militer Rusia di kawasan Mediterania dan Afrika.
Meski beberapa peralatan berat dan perwira senior Suriah telah dipindahkan ke lokasi lain, para sumber militer Suriah menegaskan bahwa Rusia tampaknya tidak berniat meninggalkan kedua pangkalan tersebut dalam waktu dekat.
Baca juga: Serangan Israel bunuh 38 warga Gaza, korban jiwa hampir 45.100
Baca juga: Hamas: Israel biarkan anjing liar makan jenazah warga Gaza