Monday, November 18, 2024
HomeHeadlineSandera Israel 10 kali dilindungi Al-Qassam dari gempuran Zionis

Sandera Israel 10 kali dilindungi Al-Qassam dari gempuran Zionis

“Kalian telah gagal dan meninggalkan kami pada 7 Oktober,” katanya. “Dan sekarang, kalian terus gagal dalam setiap upaya untuk membebaskan kami hidup-hidup.”

Seorang sandera Israel yang ditahan di Gaza, menyatakan para pejuang Hamas memindahkannya sebanyak 10 kali untuk melindunginya dari gempuran Israel yang tanpa henti.

Alexander Lobanov membuat pernyataan ini dalam video yang direkam sebelum dia tewas. Jenazahnya ditemukan bersama enam sandera lain yang tubuhnya baru-baru ini ditemukan tentara Israel di Gaza.

Dalam video yang dirilis oleh sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, pada Rabu malam, Lobanov menggambarkan kondisi mengerikan yang ia dan sandera lainnya hadapi.

“Kami ditahan dalam kondisi yang sangat sulit, tanpa kebutuhan dasar seperti air, makanan, listrik, dan perlengkapan kebersihan,” katanya. “Pemboman oleh tentara Israel terjadi terus-menerus. Kami takut dan hampir tidak bisa tidur.”

Ia juga menyebutkan bahwa para pejuang al-Qassam memindahkannya “sekitar 10 kali untuk menyelamatkan” nyawanya.

Lobanov mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahnya, yang dia tuduh telah meninggalkan para sandera.

“Kalian telah gagal dan meninggalkan kami pada 7 Oktober,” katanya. “Dan sekarang, kalian terus gagal dalam setiap upaya untuk membebaskan kami hidup-hidup.”

Baca juga: Sandera Israel di Gaza: Netanyahu berusaha membunuh kami setiap hari

Ia juga menuduh Netanyahu dan pemerintahnya berusaha membunuh para sandera untuk menghindari negosiasi dengan Hamas. “Kalian berusaha membunuh kami agar tidak perlu membuat kesepakatan apapun,” ujarnya.

Lobanov mendesak rakyat Israel untuk berdemonstrasi dan turun ke jalan, menuntut agar para sandera dibawa pulang dalam keadaan hidup dari Gaza.

Seorang sandera wanita bernama Carmel Gat juga tampil dalam pesan video itu. Gat, yang berasal dari pemukiman Be’eri dekat Gaza, berbicara tentang kondisi sulit yang ia alami.

“Pemboman (oleh Israel) tak berhenti, dan saya tidak tahu apakah saya akan keluar dari sini hidup-hidup,” kata Gat.

Ia memohon kepada pemerintah Israel dan Netanyahu, “Tolong, berhentilah meninggalkan kami, hentikan pemboman ini, dan bawa kami pulang.”

Gat juga mendesak rakyat Israel untuk terus berdemonstrasi. “Jangan tinggalkan kami dan jangan biarkan siapapun menghentikan negosiasi untuk pembebasan kami,” tambahnya.

Baca juga: Sandera Israel sindir Netanyahu yang tukar 1000 tahanan Palestina dengan 1 kopral Israel

Militer Israel menuduh Hamas membunuh para sandera, sementara Hamas menyatakan bahwa militer Israel yang menyebabkan kematian mereka melalui pemboman udara langsung.

Israel menahan setidaknya 9.500 tahanan Palestina di penjara-penjaranya, dan memperkirakan sekitar 101 sandera Israel masih ditahan di Gaza. Hamas mengumumkan bahwa puluhan dari sekitar 250 sandera telah tewas akibat serangan udara Israel yang tanpa pandang bulu.

Sejak penemuan jenazah enam sandera tersebut, kritik terhadap Netanyahu semakin meningkat di Israel, menuduhnya bertanggung jawab atas kematian para sandera dan mendesak agar segera mencapai kesepakatan pertukaran tahanan yang tersisa.

Para pejabat keamanan, oposisi, dan keluarga para sandera menuduh Netanyahu selama berbulan-bulan menghalangi kesepakatan dengan Hamas.

Namun, menteri-menteri sayap kanan seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengancam akan mundur dari pemerintahan jika kesepakatan untuk mengakhiri perang tercapai.

Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas guna memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Namun, upaya mediasi terhenti karena Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.

Israel terus melancarkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 40.800 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas, dan hampir 94.300 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang terus berlangsung di wilayah tersebut telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang membuat sebagian besar wilayah itu hancur.

Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.

Baca juga: Keluarga sandera Israel lari ke perbatasan Gaza, panggil kerabat mereka

Baca juga: Oposisi Israel sepakat gulingkan pemerintahan Netanyahu

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular