Saturday, September 13, 2025
HomeBeritaSerangan Al-Qassam di Khan Younis guncang militer Israel

Serangan Al-Qassam di Khan Younis guncang militer Israel

Operasi militer gabungan yang dilakukan Brigade Al-Qassam di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, pada Rabu pagi waktu setempat, dinilai sebagai aksi “istimewa dan tak lazim” oleh kalangan politik dan militer Israel.

Peristiwa itu menimbulkan kejutan besar, di tengah kekhawatiran meningkatnya keberanian para pejuang Palestina dan intensifnya upaya mereka menangkap tentara Israel.

Lembaga Penyiaran Israel menyebut insiden ini “peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah dua tahun perang”.

Menurut laporan tersebut, antara 14 sampai 20 pejuang muncul dari sebuah lubang terowongan, menyerbu pos militer Israel, dan terlibat baku tembak langsung dengan pasukan di lokasi.

Militer Israel segera mengerahkan pesawat tempur dan tank untuk menahan “serangan yang terorganisasi”.

Mereka juga menduga bahwa tujuan utama para pejuang adalah menyusup ke dalam pos dan mungkin membawa pulang tawanan perang.

Seorang komandan kompi di Brigade Kfir mengungkapkan bahwa pertempuran di Khan Younis berlangsung jarak dekat.

“Lebih dari 11 pejuang menembaki kami dengan senapan dan roket anti-tank,” ujarnya.

Ia juga menekankan peran vital serangan udara dalam pertempuran tersebut.

“Sekolah perlawanan” di Khan Younis

Harian Maariv melaporkan bahwa unit Al-Qassam di Khan Younis kini menerapkan strategi perang gerilya yang semakin matang.

Para pejuang disebut telah mempelajari pola kerja, perencanaan, dan metode pengendalian pasukan Israel.

“Mereka memiliki unit-unit berketerampilan tinggi yang menjadi tantangan nyata bagi militer,” tulis Maariv.

Sumber militer Israel menambahkan bahwa pasukan Al-Qassam setiap hari menyiapkan penyergapan dengan sengaja menargetkan para komandan unit. Upaya melacak dan menyingkirkan mereka dinilai “rumit dan sulit”.

Situasi ini menimbulkan keprihatinan serius, terlebih menjelang serangan ke Kota Gaza. Kompleksitas di sana digambarkan jauh lebih besar, puluhan kali lipat dibanding Khan Younis.

“Militer tidak sedang keluar untuk rekreasi, melainkan menghadapi dua brigade pejuang terlatih yang bersenjata lengkap,” tulis media Israel tersebut.

Hamas, menurut perkiraan analis militer Israel, akan berusaha mengepung pasukan, menangkap tentara, dan mempermalukan militer melalui serangan yang serupa dengan yang terjadi pagi itu.

Maariv bahkan menyebut insiden Khan Younis sebagai “kegagalan dramatis” bagi badan intelijen domestik Shin Bet dan Direktorat Intelijen Militer, sehingga investigasi resmi dipastikan akan dilakukan terkait kegagalan deteksi intelijen.

Sementara itu, laman berita Walla melaporkan bahwa Hamas telah “mempelajari perilaku pasukan Israel” selama operasi militer di Khan Younis.

Serangan Serupa di Beit Hanoun

Tidak hanya di Khan Younis, pasukan Israel juga mengakui adanya serangan lain dua hari sebelumnya di Beit Hanoun, Jalur Gaza bagian utara.

Menurut keterangan dari komando militer wilayah selatan, delapan pejuang Palestina mencoba menangkap tentara Israel di lokasi tersebut.

Mereka menilai, “keberanian pejuang Hamas dalam menyerang dan berusaha menangkap tentara meningkat secara nyata,” demikian laporan Walla.

Semua ini berlangsung di tengah klaim Israel bahwa mereka telah memulai tahap awal serangan ke Kota Gaza.

Operasi militer terbaru dikatakan terfokus pada kawasan Zaytoun dan Jabalia, sebagai bagian dari rencana baru yang disusun setelah hampir dua tahun perang yang oleh banyak kalangan dinilai sebagai bentuk pemusnahan massal.

Operasi di waktu kritis

Pengamat keamanan dan militer, Osama Khaled, kepada Al Jazeera Net menilai bahwa operasi Al-Qassam di Khan Younis terjadi pada momentum yang sangat sensitif.

Israel saat ini menghadapi jalan buntu, baik secara politik maupun di meja perundingan, sementara di lapangan militer juga tengah mengalami kebuntuan.

Situasi itu bertepatan dengan keputusan pemerintah Israel untuk memperluas operasi militer di Jalur Gaza.

Menurut Khaled, pesan yang disampaikan Al-Qassam sangat jelas: mereka tidak hanya menunggu serangan pasukan Israel, melainkan aktif menyesuaikan diri dengan perkembangan medan pertempuran.

Lebih jauh, Al-Qassam memperlihatkan kemampuannya mengoperasikan unit sekelas satu peleton infanteri penuh untuk melancarkan operasi ofensif.

Bentuk serangan itu meliputi penggerebekan kilat terhadap sasaran darat maupun bergerak, serta membidik pasukan elit Israel.

Semua itu dipadukan dalam strategi militer yang juga berfungsi sebagai perang psikologis, dengan sasaran meruntuhkan moral pasukan Israel.

Rincian penggerebekan

Dalam pernyataan resmi yang disebarkan lewat aplikasi Telegram, Brigade Al-Qassam menyebut berhasil melakukan “penggerebekan” terhadap pos militer baru Israel di tenggara Kota Khan Younis. Aksi ini melibatkan satu peleton pejuang.

Menurut keterangan tersebut, para pejuang menyerang sejumlah tank Merkava-4 yang berjaga menggunakan bom improvisasi jenis “Shuwaz”, bahan peledak rakitan, serta roket Yasin-105.

Mereka juga menghantam beberapa rumah yang digunakan tentara Israel sebagai tempat berlindung dengan enam peluru anti-bunker, disertai tembakan senapan otomatis.

Laporan itu menambahkan, sebagian pejuang berhasil masuk ke rumah-rumah yang dipenuhi tentara, lalu menewaskan mereka dari jarak sangat dekat dengan senjata ringan dan granat tangan.

Seorang penembak jitu Al-Qassam juga disebut berhasil menewaskan komandan tank Merkava-4.

Untuk menghambat bala bantuan, pasukan Al-Qassam menembaki area sekitar lokasi serangan dengan mortir.

Mortir tambahan juga diarahkan ke titik operasi sebagai perlindungan jalur mundur.

Serangan “istisyhadi”

Dalam tahap akhir operasi, Al-Qassam menyebut salah seorang pejuangnya melakukan serangan bunuh diri dengan meledakkan diri di tengah pasukan Israel yang datang sebagai tim evakuasi.

Ledakan itu diklaim menewaskan dan melukai sejumlah tentara. Pertempuran berlangsung selama beberapa jam, dengan helikopter Israel terlihat melakukan evakuasi medis.

Sementara itu, juru bicara militer Israel pada Rabu malam mengonfirmasi bahwa investigasi tengah dilakukan terkait apa yang terjadi di Khan Younis.

Ia menyebut sekitar 15 pejuang menyerang pasukan Israel dengan senapan mesin dan roket anti-tank.

Menurut klaim juru bicara tersebut, sembilan penyerang berhasil dilumpuhkan, sedangkan satu tentara Israel menderita luka serius.

Sejak Oktober 2023, Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS) melancarkan perang besar-besaran yang oleh banyak kalangan disebut sebagai genosida terhadap penduduk Gaza.

Hingga kini, lebih dari 62.000 warga Palestina gugur, 156.000 lainnya luka-luka, dan hampir seluruh populasi Gaza terusir dari rumahnya.

Tingkat kehancuran kota bahkan disamakan dengan kondisi Eropa pada masa Perang Dunia II.

Selain korban akibat serangan langsung, sebanyak 269 warga Palestina meninggal dunia karena kelaparan yang disengaja, termasuk 112 anak-anak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular