Sebuah serangan pesawat nirawak Israel menewaskan dua warga Palestina dan melukai dua lainnya pada Sabtu pagi di kawasan Al-Atatra, Beit Lahiya, Gaza utara, meski wilayah itu berada di bawah gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan, menurut sumber medis yang dikutip Anadolu.
Staf di RS Al-Shifa, Kota Gaza, mengatakan mereka menerima dua jenazah dan dua warga terluka setelah serangan yang disebut dilakukan oleh drone quadcopter milik Israel tersebut.
Dalam insiden terpisah, Direktorat Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa seorang anggotanya, Suhail Abdullah Dahman, tewas pada Jumat malam akibat serangan Israel dan putranya mengalami luka kritis saat mereka dalam perjalanan untuk memeriksa rumah mereka di proyek perumahan Beit Lahiya, wilayah yang berada di luar kendali militer Israel.
Direktorat tersebut menambahkan bahwa kematian Dahman membuat jumlah personel Pertahanan Sipil yang tewas sejak Oktober 2023 meningkat menjadi 142 orang.
Sebelumnya pada Sabtu, militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara dan demolisi besar-besaran di sejumlah wilayah yang berada di bawah kendalinya di Jalur Gaza, menandai pelanggaran baru terhadap perjanjian gencatan senjata yang memasuki fase pertama pada 10 Oktober.
Tentara Israel tetap menguasai koridor selatan dan timur Jalur Gaza, serta sebagian besar wilayah utara, mencakup lebih dari 50 persen wilayah tersebut.
Israel terus melanggar gencatan senjata yang ditandatangani bersama Hamas, dengan ratusan pelanggaran dan menewaskan 366 warga Palestina hingga Kamis, menurut sumber resmi Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 70.000 orang—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta melukai hampir 171.000 lainnya.
