Monday, August 18, 2025
HomeBeritaSerangan Israel terhadap gereja di Palestina dinilai upaya hapus eksistensi Kristen

Serangan Israel terhadap gereja di Palestina dinilai upaya hapus eksistensi Kristen

Komite Tinggi Urusan Gereja di Palestina menyatakan bahwa serangan Israel terhadap gereja-gereja di wilayah Palestina merupakan bagian dari kampanye sistematis untuk menghapus keberadaan umat Kristen dari Tanah Suci.

Dalam surat yang ditujukan kepada para pemimpin gereja dunia, komite tersebut menyebut adanya “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap gereja-gereja di Tanah Suci”, termasuk serangan langsung terhadap Patriarkat Ortodoks di Yerusalem.

“Serangan-serangan ini merupakan bagian dari kebijakan sistematis yang bertujuan membongkar kehadiran Kristen otentik di Palestina serta menghilangkan lembaga-lembaga keagamaan bersejarah dari tanah ini,” demikian bunyi pernyataan dalam surat tersebut seperti dikutip New Arab.

Komite juga menyoroti upaya perluasan permukiman ilegal Israel di sekitar Biara Santo Gerasimos di Deir Hijleh, dekat Jerikho. Sejak Oktober 2023, sejumlah pos pemukiman baru telah dibangun di kawasan tersebut, yang menurut komite, mengancam karakter sakral dan sejarah wilayah itu.

“Langkah-langkah ini tidak terpisahkan dari strategi pendudukan yang lebih luas untuk mengubah identitas Yerusalem, menghapus karakter religius dan budayanya, serta pada akhirnya menghilangkan keberadaan Palestina dari kota tersebut,” ujar Ramzi Khouri, anggota Komite Eksekutif PLO sekaligus Ketua Komite Tinggi Urusan Gereja.

Komite juga mengungkapkan bahwa otoritas Israel membekukan rekening bank Patriarkat dan memberlakukan pajak yang dinilai memberatkan serta tidak adil terhadap properti milik gereja. Tindakan ini, menurut mereka, menghambat pelayanan spiritual, kemanusiaan, dan sosial yang dilakukan gereja—dan sekaligus melanggar status quo bersejarah serta hukum internasional.

Selain itu, Israel juga disebut telah memberi jalan bagi pengambilalihan properti milik gereja oleh pemukim Yahudi. Komite mengecam diamnya masyarakat internasional dan lembaga gereja dunia atas rangkaian serangan ini, yang dinilai sebagai bentuk pembiaran atas pelanggaran yang terus berlangsung.

“Melindungi gereja-gereja di Palestina adalah tanggung jawab kolektif dan amanah sejarah,” kata pernyataan tersebut.

Sebelumnya, serangan udara Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus (Holy Family Church) di Gaza pada Juli lalu menuai kecaman luas. Tiga orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk seorang petugas kebersihan berusia 60 tahun dan seorang lansia berusia 84 tahun. Beberapa lainnya luka-luka, termasuk pastor paroki.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan tersebut disebabkan oleh “amunisi nyasar”. Namun, sepanjang agresi militer di Gaza, sejumlah gereja lain turut menjadi sasaran, termasuk Gereja Baptis Gaza dan Gereja Santo Porphyrius.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular