Wednesday, April 23, 2025
HomeBeritaSerangan Israel tewaskan 44 warga Gaza, pejuang terus lancarkan perlawanan

Serangan Israel tewaskan 44 warga Gaza, pejuang terus lancarkan perlawanan

Serangan udara Israel yang terus menggempur sejumlah wilayah di Jalur Gaza sejak Selasa (22/4/2025) dini hari hingga Rabu pagi.

Serangan itu telah merenggut sedikitnya 44 jiwa dan menyebabkan puluhan orang lainnya luka-luka.

Seruan minta tolong pun terus berdatangan dari warga yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Laporan terbaru dari koresponden Al Jazeera menyebutkan, pada Rabu (23/4), setidaknya 12 orang gugur dalam serangan udara terbaru yang menyasar berbagai kawasan di Gaza

Sejumlah korban jiwa dan luka juga dilaporkan jatuh dalam serangan di Jabalia dan Khan Younis.

Satu orang gugur ketika sebuah pesawat tak berawak Israel menggempur tenda pengungsi di Bani Suheila, wilayah timur Khan Younis.

Serangan serupa juga menewaskan satu orang dan melukai lima lainnya di kamp pengungsi di kawasan Al-Mawasi, barat laut Khan Younis.

Di Jabalia, serangan udara menargetkan sebuah rumah di Jalan Gaza Lama, menyebabkan sejumlah korban jiwa dan luka.

Hal serupa terjadi di Jalan Al-Nakheel, kawasan At-Tuffah, Gaza timur. Kedua lokasi itu mengalami kerusakan parah akibat gempuran.

Dua kawasan padat penduduk, yakni Al-Zaitoun dan Shuja’iyya di timur Kota Gaza, turut menjadi sasaran tembakan artileri dan tembakan senjata otomatis intensif dari pasukan Israel.

Bahkan, menurut laporan stasiun televisi Al-Aqsa, pasukan Israel dilaporkan menggunakan robot yang telah dipasangi bahan peledak untuk menghancurkan target di kawasan Al-Zaitoun.

Kondisi darurat semakin memburuk setelah pasukan Israel menggempur Sekolah Yafa, yang menjadi tempat perlindungan pengungsi di At-Tuffah.

Tim Pertahanan Sipil Gaza menyatakan telah mengevakuasi 10 jenazah dari lokasi tersebut.

Beberapa di antaranya dalam kondisi hangus terbakar, serta sejumlah korban luka yang segera dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa dan rumah sakit lapangan Bulan Sabit Merah.

Serangan ini juga menyebabkan kebakaran besar yang melahap tenda-tenda pengungsi.

Teriakan dari bawah reruntuhan

Tim Pertahanan Sipil Gaza mendesak Palang Merah Internasional untuk memperkuat koordinasi dengan pihak Israel.

Tujuannya, guna membuka akses bagi tim penyelamat mencapai korban yang masih hidup atau terluka, namun terjebak di bawah reruntuhan, khususnya di kawasan At-Tuffah.

Warga dari keluarga Sharabasi dan Jalis di Jalan Al-Nakheel melaporkan adanya anggota keluarga mereka yang masih terkubur hidup-hidup di bawah puing-puing rumah yang hancur akibat serangan.

Sumber medis mencatat, sepanjang hari Selasa hingga Rabu dini hari, setidaknya 32 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan yang menyebar di berbagai titik Jalur Gaza.

Perlawanan tak padam

Di tengah situasi yang kian genting, kelompok perlawanan Palestina tetap menunjukkan perlawanan.

Sayap militer Jihad Islam, Saraya Al-Quds, mengklaim telah berhasil mengambil alih sebuah drone Israel yang sedang menjalankan misi intelijen di langit Khan Younis.

Sementara itu, cuplikan video yang ditayangkan oleh kanal Israel Channel 12 memperlihatkan kontak senjata antara pasukan Brigade Givati Israel dan pejuang Palestina di sebuah rumah di Khan Younis.

Meski tidak disertai tanggal pasti, rekaman tersebut menggambarkan kepanikan dan korban luka di pihak Israel saat terlibat baku tembak dengan pejuang yang melakukan penyergapan mendadak.

Peralatan penyelamat disasar

Pasukan Israel juga dilaporkan menghancurkan dan membakar alat-alat berat yang digunakan untuk membuka jalan dan mengevakuasi korban di Gaza. Sebanyak sembilan alat berat dihancurkan di kompleks Balai Kota Jabalia.

Direktur logistik Pertahanan Sipil Gaza, Dr. Muhammad Al-Mughayyir, mengungkapkan bahwa lokasi alat berat itu telah diberitahukan kepada pihak Israel sebelumnya.

Ia menyayangkan tindakan penghancuran itu karena alat-alat tersebut sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan korban yang terjebak di bawah reruntuhan.

Gerakan Hamas menyebut serangan terhadap peralatan sipil ini sebagai “tindakan kriminal sistematis dalam perang genosida” yang dilakukan Israel.

Mereka menegaskan bahwa penghancuran ini adalah pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata, mengingat peralatan tersebut—termasuk sembilan buldoser—didatangkan dari Mesir sebagai bagian dari perjanjian bantuan kemanusiaan.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan Amerika Serikat disebut telah melancarkan kampanye militer besar-besaran yang oleh banyak pihak digambarkan sebagai genosida terhadap penduduk Gaza.

Lebih dari 168.000 warga Palestina telah menjadi korban jiwa dan luka, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Di samping itu, lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, sementara krisis kemanusiaan dan kesehatan terus memburuk tanpa tanda-tanda berakhir.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular