Serangan yang dilakukan Brigade Al-Qassam di Khan Younis, Gaza selatan, dinilai sebagai miniatur dari operasi besar “Taufan Al-Aqsa” pada 7 Oktober 2023.
Pandangan ini disampaikan oleh analis militer, Brigadir Jenderal Elias Hanna, dalam sesi analisis di Al Jazeera.
Menurut Hanna, operasi 7 Oktober merupakan serangan berskala besar yang melibatkan berbagai jenis persenjataan—darat, laut, dan udara—dengan pola yang dikenal sebagai “perang gabungan”.
Ia menekankan bahwa baik dalam “Taufan Al-Aqsa” maupun serangan terbaru di Khan Younis, unsur kejutan dan strategi tipu daya menjadi kunci.
Dalam kasus Khan Younis, pasukan Israel menduga pejuang Hamas bersembunyi di bawah tanah, namun serangan justru dilancarkan dari permukaan.
Strategi ini, menurut Hanna, mengingatkan pada pola kejutan strategis yang digunakan pada Oktober tahun lalu.
Meski berbeda dalam skala, keduanya memiliki benang merah yang sama: ketergantungan militer Israel pada teknologi pengawasan.
Israel menempatkan kamera dan menara pemantau dalam sistem militernya, tetapi sistem ini justru berhasil dilumpuhkan Al-Qassam.
“Ini memperlihatkan kegagalan baru militer Israel yang terlalu mengandalkan teknologi,” kata Hanna.
Hanna menambahkan, ketergantungan tersebut tidak lepas dari karakteristik militer Israel yang relatif kecil jumlah personelnya, serta tekanan sosial, ekonomi, dan politik di dalam negeri yang membatasi kemampuan mobilisasi mereka.
Serangan Al-Qassam di Khan Younis sendiri berlangsung pada Rabu (21/8), menyasar markas militer Brigade Kfir.
Menurut penyelidikan militer Israel, sebanyak 15 pejuang Palestina terlibat dalam operasi ini.
Mereka keluar dari sebuah terowongan yang hanya berjarak sekitar 40 meter dari lokasi sasaran, lalu membagi diri ke dalam tiga kelompok dengan tugas berbeda.
Tahap pertama operasi dimulai dengan penghancuran kamera dan menara pengawas, yang membuat sistem pemantauan Israel lumpuh.
Versi Al-Qassam menyebut serangan ini dilakukan oleh satu faksi infanteri penuh.
Serangan tersebut terjadi setelah perang Israel di Gaza memasuki bulan ke-22. Sementara itu, serangan “Thaufan Al-Aqsha” pada Oktober 2023 dilakukan dalam skala lebih besar, menargetkan pangkalan militer, barak, serta permukiman di sekitar Gaza.
Serangan itu menewaskan ratusan prajurit, polisi, dan perwira Israel, serta menghasilkan penawanan sedikitnya 240 orang.