Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Kamis (30/5/2025) menyerukan agar Uni Eropa memberlakukan embargo senjata terhadap Israel, menangguhkan hubungan dagang, serta menjatuhkan sanksi tambahan kepada individu-individu terkait konflik di Palestina.
Seruan tersebut disampaikan usai pertemuan dengan Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob, di Madrid dalam rangka memperingati satu tahun pengakuan resmi negara Palestina oleh kedua negara.
“Tidak boleh ada standar ganda dalam menyikapi Gaza dan Ukraina,” ujar Sanchez dalam konferensi pers bersama. “Dan saya percaya Spanyol dan Slovenia konsisten dalam membela keduanya.”
Sanchez menambahkan bahwa kedua pemimpin sepakat untuk “menyuarakan secara tegas pelanggaran hak asasi manusia yang terang-terangan dan terjadi setiap hari, serta lebih dari 50.000 nyawa yang hilang akibat serangan Israel terhadap rakyat Palestina.”
Keduanya kembali menekankan pentingnya solusi dua negara yang layak, penghentian tembak-menembak, pemulangan para sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai ke Jalur Gaza.
Golob menggambarkan situasi di Gaza sebagai “bencana besar”, namun menyatakan harapan bahwa komunitas internasional dapat berperan menghentikan penderitaan tersebut.
“Pada bulan Juni nanti akan ada banyak pertemuan yang membahas isu ini, dan kami berharap akan terlihat secercah harapan, sedikit kelegaan bagi warga Gaza,” kata Golob.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares sebelumnya mengatakan bahwa pertemuan PBB pada 16 Juni mendatang diharapkan menjadi momentum besar bagi pengakuan luas terhadap negara Palestina.
Sanchez juga menanggapi pidato emosional Duta Besar Palestina di Dewan Keamanan PBB pada Rabu lalu, yang sempat menitikkan air mata saat berbicara tentang penderitaan rakyatnya.
“Itu adalah momen yang sangat mengharukan bagi siapa pun yang percaya pada hukum internasional dan tatanan global—melihat seorang duta besar Palestina menangis di hadapan dunia karena rasa acuh terhadap penderitaan bangsanya,” ujar Sanchez.