Mayoritas warga Amerika Serikat mendukung upaya bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina di Jalur Gaza yang tengah menghadapi ancaman kelaparan akut. Hal ini terungkap dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos yang dirilis Rabu (20/8/2025).
Sebanyak 65 persen responden menyatakan bahwa AS seharusnya mengambil tindakan untuk membantu rakyat Palestina.
Sementara itu, 28 persen menyatakan penolakan, dan sisanya tidak memberikan pendapat. Dari kelompok yang menolak, hampir separuhnya (41 persen) merupakan pemilih dari Partai Republik.
Warga Palestina saat ini menghadapi krisis kelaparan sebagai dampak dari blokade Israel yang membatasi pasokan makanan, air, dan bahan bakar ke Gaza.
Sejumlah lembaga HAM internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut kondisi tersebut sebagai bentuk genosida.
Dalam laporan yang dirilis awal pekan ini, Amnesty International menyatakan bahwa Israel menjalankan kampanye kelaparan secara sistematis di Gaza, yang menghancurkan infrastruktur kesehatan dan kehidupan sosial warga Palestina.
Jajak pendapat ini dilakukan menjelang Sidang Umum PBB pada September, di mana sejumlah negara seperti Prancis, Malta, Australia, Kanada, dan Inggris telah menyatakan niat untuk mengakui negara Palestina secara resmi.
Ketika ditanya tentang pengakuan tersebut, 58 persen warga AS menyatakan bahwa seluruh negara anggota PBB seharusnya mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Sebanyak 33 persen menolak gagasan itu, sementara 9 persen tidak memberikan jawaban.
Sementara itu, 59 persen responden menilai bahwa respons militer Israel di Gaza bersifat berlebihan.
Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil survei serupa pada Februari 2024, ketika 53 persen responden menyampaikan pandangan serupa. Hanya 33 persen yang tidak setuju bahwa Israel telah bertindak terlalu jauh.
Kondisi Gaza terus memburuk sejak dimulainya serangan militer Israel pada Oktober 2023, yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina. Data terbaru juga menunjukkan hampir 270 kematian akibat kelaparan.
Adapun survei ini dilakukan secara daring terhadap 4.446 orang dewasa di seluruh wilayah Amerika Serikat selama enam hari, dengan margin kesalahan sekitar dua persen.