Persepsi publik terhadap Israel di Eropa Barat menurun tajam ke titik terendah sejak 2016, seiring meningkatnya kecaman terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza. Temuan ini disampaikan dalam survei terbaru YouGov EuroTrack yang dirilis Selasa (3/6).
Survei yang dilakukan di enam negara — Inggris, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol — menunjukkan perubahan signifikan dalam sikap warga Eropa terhadap Israel, terutama setelah runtuhnya gencatan senjata terbaru dan meluasnya rencana Israel untuk menguasai tiga perempat wilayah Gaza.
Di Jerman, tingkat persepsi positif terhadap Israel tercatat turun menjadi -44. Di Prancis -48, Denmark -54, Italia -52, dan Spanyol -55 — seluruhnya mencatatkan rekor terendah sejak YouGov mulai melakukan pemantauan pada 2016.
Hanya sekitar 13 hingga 21 persen responden di masing-masing negara yang menyatakan pandangan positif terhadap Israel, sementara 63 hingga 70 persen mengaku memiliki opini negatif.
Sikap kritis juga terlihat dalam pandangan masyarakat Eropa terhadap strategi militer Israel di Gaza. Hanya 6 hingga 16 persen responden yang menganggap operasi darat dan serangan balasan terhadap Hamas sebagai tindakan yang sepadan — sedikit menurun dibandingkan jajak pendapat serupa pada Oktober 2023.
Dukungan terhadap legitimasi serangan Israel juga relatif rendah, berkisar antara 9 hingga 25 persen, dengan Italia mencatat tingkat persetujuan terendah.
Meskipun demikian, serangan awal yang dilancarkan Hamas pada akhir 2023 juga tidak mendapat banyak dukungan. Hanya 5 hingga 9 persen responden yang menilai serangan tersebut dapat dibenarkan.
Namun, dalam hal simpati, tren menunjukkan pergeseran yang lebih nyata ke arah Palestina. Antara 18 hingga 33 persen responden menyatakan lebih bersimpati kepada rakyat Palestina, dibandingkan hanya 7 hingga 18 persen yang menyatakan hal serupa terhadap Israel. Jerman menjadi satu-satunya negara di mana opini publik terlihat cukup terbagi.
Sementara itu, harapan terhadap perdamaian di Timur Tengah juga semakin memudar. Hanya 29 persen responden asal Prancis yang percaya perdamaian dapat tercapai dalam satu dekade ke depan — tertinggi di antara enam negara — sementara Denmark berada di posisi terendah dengan hanya 15 persen yang menyatakan optimisme serupa.