dubes

Normalisasi Memalukan, Bahrain Terima Mandat dari Dubes Israel

GAZA MEDIA, MANAMA — Dalam rangka mengkristalkan normalisasi memalukan, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa hari ini, Selasa, menerima kredensial duta besar Israel, Aitan Nai.

Raja Bahrain menyambut duta besar Israel dan memuji hubungan bilateral negaranya antara Kerajaan Bahrain dan negara Israel yang disebutnya “sahabat” serta kemajuan dan pertumbuhan yang disaksikannya di semua bidang, menurut Kantor Berita Bahrain, seperti dikutip dari Palinfo, Kamis (30/12).

Pada September 2020, pemerintah Bahrain dan pendudukan Israel menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan yang dianggap mereka yang solidaritas dengan perjuangan Palestina dianggap sebagai “kemunduran politik.”

Kedua pemerintah Bahrain dan Israel bertukar dua duta besar pertama September lalu. Pendudukan Israel menunjuk Eitan Naeh sebagai duta besar pertama untuk Manama. Sembilan bulan setelah penunjukan Konsul Eitay Tagner sebagai penanggung jawab kedutaan Israel.

Sementara itu, sejumlah pejabat Israel mengungkap, Menlu AS Antoni Blenkin pekan lalu berdiskusi dengan sejumlah pejabat pemerintah Indonesia dalam kunjungannya ke Jakarta, mengenai kemungkinan normalisasi dengan Israel, dan bergabung dengan koalisi “Perjanjian Abraham.”

Situs Walla Israel mengutip pernyataan pejabat tinggi Israel, meski Blenkin mendorong persoalan ini di forum yang lebih tinggi, namun mereka tak memprediksi adanya respon langsung terkait normalisasi ini.

Disebutkan bahwa Indonesia merupakan Negara Islam terbesar di dunia, dan tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Israel, adanya kemajuan menuju normalisasi akan mendorong sejumlah Negara Islam lainnya untuk mengambil langkah yang sama. Dan Indonesia akan menjadi pangsa pasar yang besar bagi perusahaan Israel, selain menjadi tujuan turis Israel, ungkap sumber.

Pemerintahan Biden berupaya memperluas jangkauan perjanjian Abraham, mencakup sejumlah Negara Arab yang dimulai pada masa mantan Presiden Trump. Menurut penasehat keamanan Gedung Putih Jack Sulivan, normalisasi juga menjadi bahasan utama saat kunjungannya ke Saudi beberapa bulan lalu.

Mengutip juru bicara Kemenlu AS Ned Brayes, Washington berupaya membuka peluang baru untuk normalisasi, namun dialog ini akan tetap dilakukan di balik layar, sampai tiba momentum yang tepat.

Sementara itu juru bicara Kemenlu Israel Leor Hayt dan biro Menlu Yaer Lapid menolak berkomentar dalam masalah ini.[]

Eropa Peduli Al-Quds Kecam Statmen Dubes Ukraina Terkait Al-Quds

GAZA MEDIA, AL-QUDS – Lembaga Eropa Peduli Al-Quds mengecam keras statmen Dubes Ukraina di Israel Yevgen Kornichuk, yang menyatakan negaranya mengakui Al-Quds sebagai ibukota Israel, dan menerima pemindahan kedutaan besarnya kesana, seperti dikutip dari Palinfo, Sabtu (18/12).

Saat menghadiri pesta yang diselenggarakan salah satu menteri Israel mengenang 30 tahun hubungan antara Ukraina dan Israel, Kornichuk mengklaim bahwa menteri maupun dubes asing yang bisa menamakan Al-Quds selain ibukota Israel. Ditegaskannya bahwa Ukraina membuka cabang kedubesnya di kota Al-Quds dalam beberapa bulan kedepan.

Lembaga Peduli Al-Quds menyebutkan, sikap Kornichuk bertentangan dengan sikap resmi Ukraina sampai saat ini, dan juga sikap Uni Eropa terkait kota Al-Quds. Sehingga perlu adanya langkah cepat untuk meluruskan hal ini, dan membuat kebijakan sesuai terkait ungkapan diplomatic yang disampaikannya.

Sangat disayangkan pernyataan Dubes Ukraina ini bersamaan dengan eskalasi Israel mengubah peta demografi dan identitas Arab dan Islam di kota Al-Quds, dalam rangkaian kebijakan apartheid dan rasial, baik penggusuran rumah maupun penyitaan lahan dan harta benda milik Palestina.

Lembaga Peduli Al-Quds menyerukan kepada pemerintah Ukraina untuk menyatakan sikap jelas, untuk mencabut statmen dubesnya yang merupakan  pelanggaran terhadap status hukum Al-Quds, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari bumi Palestina menurut hukum internasional.[]

Dubes Turki bertemu dengan Wamenlu Pemerintahan Taliban

GAZA MEDIA, ISTANBUL – Duta Besar Turki untuk Afghanistan bertemu dengan wakil menteri luar negeri sementara pemerintahan Taliban di Kabul pada Rabu, menurut seorang pejabat Taliban.

Pertemuan antara Duta Besar Turki Cihad Erginay dan Wamenlu Sher Mohammad Abbas Stanekzai “berfokus pada pembahasan hubungan bersejarah antara kedua negara, mereka berharap dapat memperkuat hubungan mereka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi.

Dia menambahkan bahwa Erginay “memuji isu keamanan” dan menjamin bantuan kemanusiaan untuk negara yang dilanda perang itu, seperti dikutip dari AA.

Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Balkhi mengatakan Stanekzai berterima kasih kepada duta besar Turki “atas kerja sama mereka dan memastikan kerja sama yang komprehensif dan tetap bersatu sebagai negara Muslim.”

Turki, bersama beberapa negara lain, memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Afghanistan karena organisasi internasional telah memperingatkan bencana kemanusiaan yang mengancam yang diperburuk oleh pemblokiran cadangan Afghanistan oleh AS.

Washington membekukan aset Afghanistan setelah mengeluarkan semua pasukannya pada Agustus.[]

Dubes Palestina Kumpulkan Pimpinan NGO di Indonesia

GAZA MEDIA, JAKARTA –  Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al Shun mengumpulkan para petinggi lembaga kemanusian di Indonesia yang memiliki kepedualian terhadap bangsanya di Kantornya di Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/11).

Ajakan dubes kali ini yakni, terkait kampanye dan penggalangan dana untuk pembangunan 90 unit asrama guru di kawasan Sur Bahher, Yerusalem, Palestina.

“Kami ucapkan banyak terimakasih peda para pimpinan Non-Governmental Organization atau NGO yang sudah menyempatkan hadir dalam undangan hari ini,” kata Zuhair.

Menurutnya, saat ini Palestina sedang melakukan pembangunan proyek nasional salah satunya yaitu projek pembangunan asrama bagi para guru. Progres pembangunan saat ini masih dalam tahap pondasi dan memerlukan banyak bantuan dana dari masyarakat dunia termasuk Indonesia.

“Kami atas nama bangsa Palestina mengajak kepada semua pimpinan NGO di Indonesia agar bisa bersama-sama gotong royong dalam pembangunan 90 unit asrama guru yang terletak di distrik Surbahher, Yerusalem, Palestina,” ucapnya.

Indonesia kata Dubes yang telah memulai karirnya di Indonesia sejak 2017 silam merupakan satu diantara negara yang memiliki kepedulian terhadap nasib bangsa Palestina.

“Bagi kami Indonesia selain merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia juga masyarakatnya sangat rama dan peduli terhadap bangsa Palestina, oleh karena itu kami berharap keterlibatkan para pimpinan NGO ini bisa ikut andil dalam mensukseskan proyek itu,” harapnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Internasional Networking for Humanitarian (INH) Luqmanul Hakim menyambut baik tawaran yang diajukan oleh pihak Kedutaan Palestina.

“Kami secara kelembagaan siap bersama dengan lembaga-lembaga yang lain untuk bergerak bersama dalam mensusksekan program tersebut,” katanya.

Menurutnya, hadirnya lembaga-lembaga kemanusian yang memiliki platform soal kemerdekaan Palestina ini bisa memberikan angin segar bagi suksesnya program tersebut.

Dalam pertemuan ini, beberapa NGO Indonesia yang hadir diantaranya Daarut Tauhiid Peduli (DT) Nusantara Palestina Centre (NPC) Dompet Dhuafa (DD), Aqsa Working Group (AWG), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Mer-C. []

Gubernur Aceh Bertemu Dubes Palestina

Dalam pertemuan itu, Gubernur Aceh dengan Dubes sepakat untuk melakukan beberapa hal terkait hubungan antara Palestina dan Aceh, antara lain pemberian nama jalan di Aceh dengan nama Yasser Arafat, Al Quds atau sejenisnya yang mencerminkan kehadiran Negara Palestina di Aceh, pemberian beasiswa kepada pelajar Palestina, dan masalah donasi lainnya yang tidak tersalurkan ke kedutaan.

“Yang paling penting adalah masalah donasi yang tidak tersalurkan ke Kedutaan Palestina di Jakarta. Karena selama ini seperti yang kita ketahui, banyak lembaga donasi di Aceh yang menarik dana dari masyarakat tapi tidak disalurkan ke kedutaan. Ini akan kita tindaklanjuti,” ujar Gubernur Nova, didampingi Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Almuniza Kamal, SSTP, MSi.

Meski Gubernur Aceh sendiri baru mengetahui hal tersebut dari obrolan dengan Dubes, namun dia berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

“Saya sangat berterima kasih atas informasi disampaikan Pak Dubes tersebut. Ke depan akan kita lakukan koordinasi jika ada donasi yang dikumpulkan untuk rakyat Palestina dan akan disalurkan melalui kedutaan Palestina di Jakarta, untuk disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan di Palestina,” sebut Nova.

Nova melanjutkan, terkait dengan beasiswa dan juga pemberian nama jalan, Gubernur juga akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan berbagai pihak.

Sementara itu Duta Besar Palestina di Indonesia, Zuhair Al-Shun, menyampaikan terima kasih atas pertemuan itu. Selanjutnya dalam waktu dekat ia akan berkunjung ke Tanah Rencong.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat saya dapat bertemu dengan Gubernur lagi di Aceh serta pejabat-pejabat terkait di Aceh maupun rektor dari universitas-universitas, serta rakyat Aceh,” sebutnya.

Zuhair juga berkenan diundang ke Aceh untuk mengisi seminar kepada pelajar maupun pemuka-pemuka agama di Aceh, dan akan menyampaikan informasi terkait Palestina. []