kemerdekaan palestina

Jubir Inggris: Penjajahan Israel terhadap Palestina harus Diakhir

GAZAMEDIA, PALESTINA – Penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Palestina masih terus berlangsung disejumlah wilayah khusunsya di kawasan Tepi Barat. Padahal, kecaman demi kecaman dari berbagai belahan negara tak membuat rezim Zionis Israel menghentikan penindasan terhadap jutaan warga Palestina.

Ditengah konflik Ukraina versus Rusia, Juru Bicara Pemerintah Inggris untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Rosie Dyas medesak Israel untuk menghentikan segala bentuk penindasan serta penggusuran paksa dan pembongkaran rumah di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, Negara Palestina. Masyarakat di wilayah itu disebut telah hidup di bawah ancaman otoritas pendudukan Israel setiap hari.

“Selama beberapa dekade, keluarga Palestina di Sheikh Jarrah telah hidup dengan ancaman penggusuran. Inggris terus mendesak Pemerintah Israel untuk menghentikan kebijakan pengusiran dan pembongkaran di Yerusalem Timur,” kata  Rosie Dyas, Selasa (8/3) kemarin saat bertemu sejumlah keluarga Palestina di Kota Ramallah.

Menurutnya, pemrintah Inggris melalui dirinya telah mendengar tentang trauma yang disebutnya tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima. Terutama atas semua yang warga hadapi karena ancaman penggusuran, meskipun telah tinggal di rumah mereka selama beberapa dekade.

Lingkungan tersebut telah menjadi tempat protes besar-besaran terhadap pemukim-kolonialisme Israel di wilayah-wilayah pendudukan. Protes terus terjadi sejak otoritas pendudukan penjajah Israel memutuskan secara paksa mengusir puluhan keluarga dari rumah mereka demi kelompok pemukim kolonial.

Palestina menyatakan, keputusan otoritas pendudukan Israel demi kelompok pemukim bermotivasi politik. Warga menilai pengusiran ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Israel untuk membersihkan etnis Palestina di Yerusalem.

Sejak pendudukan Yerusalem oleh Israel pada Juni 1967, organisasi kolonial pemukim Israel, termasuk Elad dan Ateret Cohanim, telah mengeklaim kepemilikan properti Palestina di Yerusalem. Didukung oleh penjajah Israel, kehakiman dan layanan keamanan, organisasi-organisasi ini telah bekerja untuk merebut kendali atas properti Palestina dan mengubahnya menjadi pos-pos kolonial. [OL/CKY]

 

Pemukiman Ilegal Ancam Keberadan Desa di Al Quds

GAZA MEDIA, YERUSSALEM – Al-Quds saat ini menghadapi persoalan pemukim ilegal Israel yang mengancam hilangnya sebuah desa, Wadi Al-Hilweh.  Salah satu wilayah di Kota Silwan yang luasnya mencapai 75 hektare tempat tinggal bagi 5.000 warga Al-Quds.

Wilayah ini terletak di dekat dinding selatan Masjid Al-Aqsa al-Mubarak yang terus diganggu oleh penggalian ‘Israel’, termasuk sebanyak 28 rumah warga yang terancam ambruk dan 5 rumah terancam disita ‘Israel’.

Kelakukan pemukim Israel tersebut juga telah menghancurkan  11 rumah karena diklaim tidak punya izin mendirikan bangunan.

Sementara itu,  penjajah ‘Israel’ terus membangun 42 titik pemukiman dengan tujuan menguasai wilayah itu yang dekat dengan Masjid Al-Aqsa dan Dinding Buraq.

Israel juga terus melanjutkan sejumlah proyek pemukiman  yang akan memotong akses warga Palestina hingga akhirnya penjajah memegang kendali utuh atas Masjid Al-Aqsa milik umat Islam dunia. []

Bertemu Mahmoud Abbas Putin Bahas Kerjasama Bilateral

GAZA MEDIA, SOCHI – Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin menggelar pertemuan dengan Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, Selasa (23/11).

Kremlin mengungkapkan, dalam pertemuan itu Putin dan Abbas akan membahas perkembangan kerja sama bilateral, termasuk situasi terkini di Timur Tengah.

“Dengan mempertimbangkan upaya Rusia untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel,” kata Kremlin, dikutip Anadolu Agency, Ahad (22/11).

Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, dalam pertemuan dengan Putin, Abbas akan didampingi Kepala Otoritas Umum Urusan Sipil Palestina Hussein al-Sheikh, Kepala Badan Intelijen Umum Palestina Mayor Jenderal Majed Faraj, Penasihat Presiden untuk Urusan Diplomatik Majid al-Khalidi, dan Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafeez Nofal.

Akhir Agustus lalu, pemimpin senior Hamas Dr Musa Abu Marzouq melakukan pertemuan dengan Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Timur Tengah Mikhail Bogdanov di Moskow. Abu Marzouq dan Bogdanov bertemu di kantor Kementerian Luar Negeri Rusia. Lewat akun Twitter pribadinya, Marzouq mengatakan bahwa dia membicarakan perkembangan perjuangan Palestina. “(Kami) turut membahas hak rakyat Palestina untuk melawan pendudukan,” tulisnya.

Dalam pertemuan itu, Bogdanov menyatakan dukungan Rusia terhadap hak-hak rakyat Palestina. Dia menyebut Moskow akan terus berupaya untuk membantu rakyat Palestina dalam perjuangannya.

Presiden Abbas memberi penjelasan kepada Putin tentang perkembangan terbaru terkait masalah Palestina dan juga membahas koordinasi dalam memperkuat hubungan bilateral.

Sementara itu, Putin menuturkan bahwa masalah Palestina harus diselesaikan secara adil. “Hal terpenting yang ingin saya katakan adalah bahwa posisi Federasi Rusia dalam penyelesaian masalah Palestina tetap tidak berubah,” katanya.

Menurut Vladimir Putin, masalah Palestina harus diselesaikan sesuai dengan keputusan yang telah diadopsi di tingkat Dewan Keamanan PBB, atas dasar yang adil dengan mempertimbangkan kepentingan semua orang yang tinggal di wilayah tersebut. []

Nael Barghouti 42 Tahun Di Penjara ‘Israel’

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Nael Barghouti (64) telah menghabiskan waktu 42 tahun di penjara ‘Israel’ dan menjadi tahanan terlama sejak masa pendudukan.

Organisasi hak asasi manusia Palestina, Addameer, mengatakan, tentara Israel sering mengisolasi tahanan Palestina dalam “kondisi yang sangat keras” di penjara Negev. Israel juga telah melucuti barang-barang pribadi tahanan tersebut di dalam sel yang bahkan tak layak untuk manusia.

Pada 6 September, enam tahanan Palestina berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa dengan menggali terowongan dari sel mereka ke luar penjara. Pasukan Israel, berhasil menangkap kembali mereka satu pekan kemudian.

Tamim Salem, salah satu dari lima tahanan, mengatakan kepada LSM Addameer bahwa mereka hidup dalam kondisi sulit, di mana para tahanan tetap diborgol dan kaki mereka dirantai ketika mereka keluar untuk istirahat.

LSM Addameer menyerukan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk mengunjungi para tahanan, melihat kondisi mereka, dan menggunakan segala cara untuk menekan (Israel) agar mencabut hukuman kolektif yang merendahkan martabat (tahanan) dan merendahkan martabat kemanusiaan. []

33 Tahun Deklarasi Kemerdekaan Palestina

GAZA MEDIA, GAZA – Senin (15/11), Deklarasi Kemerdekaan Palestina adalah sebuah pernyataan yang ditulis oleh penyair Palestina Mahmoud Darwish dan diproklamasikan oleh Yasser Arafat pada tanggal 15 November 1988.

Sudah 33  Tahun Deklarasi Kemerdekaan Palestina Berlangsung , namun sampai saat ini mereka masih merasakan serangan israel. Tercatat sekitar 6.000.000 warga palestina mengungsi ke negara-negara lain. Belum lagi jumlah mereka yang sudah tiada karna ulah dari tentara israel yang terus menyarang tanpa pandang bulu , Anak-anak maupun orang dewasa . Jumlah ini terus bertambah seiring dengan upaya Zionis memperluas wilayah palestina untuk dijajah.

Per 31 April 2021, Jumlah rumah penduduk Palestina yang dihancurkan oleh israil meningkat 90% .  Zionis kerap kali menghancurkan rumah-rumah penduduk Palestina dan tempat Ibadah , bahkan dengan enteng nya mereka memukul dan menembak dengan senjata kepada siapa saja yang melawan atau mempertahankan tempat tinggalnya.

Sebanyak 21.8 persen korban jiwa dari kekejian Zionis adalah anak-anak, sampai ketika mereka sekolah ataupun tertidur selalu merasakan ancaman itu ,  tidak sedikit yang mengalami mimpi buruk setiap hari dan mengalami trauma, dimana makna “Merdeka” dikala untuk beribadah tertidur dan belajar saja mereka selalu terancam .

Anak-anak yang sedang belajar disekolah, tetap saja Zionis itu datang dan menyerang disaat anak-anak sedang tidak bersama kedua orangtuanya , banyak anak-anak yang sudah kehilangan waktunya bahkan bukan waktu saja tetapi kebahagiaan untuk bersama kedua orang tuanya,  miris rasanya setiap mendengar kabar duka dan kekerasan yang mereka terima.[TNO]