Teheran

Iran Umumkan Penangkapan Jaringan Agen Mata-mata Mossad “Israel”

GAZAMEDIA, IRAN – Dinas keamanan Iran menangkap jaringan mata-mata yang beroperasi di berbagai kegubernuran negara untuk Mossad ‘Israel’, mencatat bahwa jaringan itu berencana untuk membunuh ilmuwan nuklir Iran. Selasa (21/6/2022).

Pengadilan Iran mengatakan, “Jaringan yang beroperasi untuk Mossad terdiri dari 3 agen, dan mereka ditangkap setelah 8 bulan pemantauan dan tindak lanjut keamanan.”

Sementara itu, Kantor Berita Republik Islam Iran mengutip pejabat pengadilan, Mahdi Shams Ebadi yang membenarkan bahwa Iran akan segera mengadili mereka yang dikatakan sebagai 3 agen yang terkait dengan intelijen ‘Israel’ yang ditangkap April lalu.

Di sisi lain, ‘Israel’ mengklaim bahwa bulan lalu mereka menggagalkan upaya untuk meluncurkan serangan terhadap target ‘Israel’ di dalam wilayah Turki, yang direncanakan oleh pihak Iran.

Pengumuman penangkapan jaringan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan ‘Israel’, ketika negosiasi Wina tersendat dan penandatanganan perjanjian nuklir baru ditunda tanpa batas waktu. [as/nb]

Pasca Kilang Minyak Amacron Dibombardir, Iran Kecam Sanksi Baru AS

GAZAMEDIA, TEHERAN – Kementerian Luar Negeri Iran mengkonfirmasi bahwa sanksi baru AS yang dikenakan pada Teheran adalah indikasi baru dari itikad buruk Washington terhadap rakyat Iran, Ahad (3/4/2022).

Juru bicara kementerian, Saeed Khatibzadeh mengatakan, “Amerika Serikat terus melanggar resolusi PBB terkait dengan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan nuklir dunia, meskipun sebelumnya mengatakan bahwa mereka ingin menghidupkan kembali perjanjian tersebut.”

Seperti diketahui, hari Rabu (28/3) lalu Amerika Serikat berlakukan sanksi agen pengadaan di Iran dan anak perusahaannya atas peran mereka dalam mendukung program rudal balistik Teheran.

Pada gilirannya, Departemen Keuangan AS mengatakan, sanksi baru datang setelah serangan rudal Iran di Erbil (Irak Utara) pada 13 Maret, dan serangan kelompok Houthi di kilang Aramco di Arab Saudi pada tanggal 25 di bulan yang sama. [ml/as/ofr]

Meshaal: Hubungan Mesra Arab-“Israel” adalah Absurditas Tak Berkesudahan

GAZAMEDIA, TEHERAN – Sabtu (12/2), Kepala Biro Politik Hamas Bidang Luar Negeri, Khaled Meshaal menekankan perlunya kerja keras ke segala arah dalam pembebasan Palestina dari kenajisan penjajah “Israel”.

“Acuhnya Amerika terhadap “Israel” , dan keasyikannya dengan China-Rusia merupakan peluang bagi negara-negara Arab kawasan memainkan peran penting perjuangkan kemerdekaan Palestina.” Kata Meshaal dikutip dari forum dialog Palestina di masa depan, berjudul “Kemerdekaan Palestina, Strategi Perubahan Sektor Regional-Internasional”.

Meshaal menegaskan: “Kami terluka oleh negara Arab, perbedaan antara negara Arab-Islam, dan penindasan oleh penjajah yang menganggapnya sebagai bagian dari aliansi “Israel”, menunjukkan bahwa “Israel” bukan lagi alat efektif Amerika di kawasan teluk, dan bukan lagi tentara yang gigih menaklukkan kawasan Arab!”.

Mengenai negosiasi dengan penjajah “Israel”, Meshaal mengatakan bahwa beberapa pihak Palestina bersikeras tetap berpegang teguh pada kesepakatan Oslo yang menekankan perlunya membangun kembali ruh perjuangan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.

Sementara itu, Meshaal menyebutkan adanya ilegalitas penghalang dari PLO oleh Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas dan kecacatan kebijakan yang diterapkannya. “Bagaimanapun, kami berkomitmen untuk merebut kembali hak pembebasan tahanan Palestina, dan meningkatkan perlawanan membela situs suci warga Islam-Kristen, serta mengakhiri blokade di Jalur Gaza!.” Pungkas Meshaal. []

Iran: Normalisasi dengan Israel Picu Perpecahan Negara-negara Islam

GAZAMEDIA, TEHERAN – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengecam kebijakan normalisasi dengan Israel. Pasalnya, langkah itu dapat memicu perpecahan.

“Melakukan normalisasi dengan Israel tu akan menyebabkan perpecahan di antara negara-negara Islam, ” tegas Khatibzadeh, dalam konfrensi persnya di Teheran, Iran. Senin (31/1) kemarin.

Pernyataan Khatibzadeh itu merupakan reaksi Iran disaat kunjungan kenegaraan Presiden Israel, Isaac Herzog ke negara teluk Uni Emirat Arab atau UEA.

“Negara-negara yang membantu Israel dalam menciptakan krisis, melanjutkan kekerasan dan terorisme harus menyadari bahwa mereka akan menjadi korban pertama normalisasi.” cetusnya.

Ia meminta negara-negara yang telah melakukan normalisasi untuk membalikkan langkah ini, ia menekankan bahwa rezim Zionis Israel adalah satu-satunya model rezim rasis yang didasarkan pada praktik terorisme, pembunuhan, kekerasan dan pertumpahan darah. []