Wednesday, April 16, 2025
HomeBeritaTekanan kepada Netanyahu terus menguat, kini Brigade Golani tuntut hentikan perang

Tekanan kepada Netanyahu terus menguat, kini Brigade Golani tuntut hentikan perang

Tekanan dari dalam militer Israel terhadap pemerintah semakin meningkat. Sekitar 150 prajurit yang pernah bertugas di Brigade Golani, salah satu unit tempur elite di Angkatan Bersenjata Israel, menandatangani petisi yang menuntut pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza, bahkan jika hal itu harus dibayar dengan penghentian perang segera.

Brigade Golani dikenal sebagai salah satu unit yang paling aktif dalam sejarah militer Israel, terlibat dalam hampir semua konflik besar sejak negara haram itu berdiri.

Radio Militer Israel melaporkan pada Senin (14/4/2025) malam bahwa para penandatangan menyatakan dukungan terhadap seruan para pilot Angkatan Udara Israel yang lebih dulu menyerukan pembebasan sandera tanpa penundaan, meski harus menghentikan operasi militer.

Dalam 48 jam terakhir, ribuan warga Israel—baik dari kalangan sipil maupun militer cadangan—bergabung dengan seruan ini. Di antaranya adalah ratusan personel cadangan Angkatan Udara, termasuk pilot aktif, yang mendesak penghentian perang demi pemulangan sandera.

Gelombang penandatanganan ini terus meluas. Setelah kelompok pilot, sebanyak 1.525 prajurit dari Korps Lapis Baja turut menandatangani seruan serupa, disusul lebih dari 1.600 veteran dari brigade pasukan terjun payung dan infanteri, puluhan tentara dari Korps Lapis Baja, 150 mantan perwira Angkatan Laut, 100 dokter militer cadangan, serta ratusan personel dari Unit Intelijen 8200.

Tak hanya dari kalangan militer, sebanyak 3.500 akademisi, lebih dari 3.000 tenaga pendidik, dan lebih dari 1.000 orang tua juga ikut menandatangani petisi yang disampaikan pada Senin, yang berisi tuntutan penghentian perang dan pembebasan sandera.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons gerakan ini dengan menyebutnya sebagai bentuk penolakan untuk bertugas dan memperingatkan bahwa para penandatangan dari kalangan militer cadangan dapat diberhentikan. Netanyahu dan sejumlah menteri menyebut gerakan ini sebagai bentuk pembangkangan yang dinilai memperkuat musuh di masa perang.

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, Israel telah mengerahkan sekitar 360.000 personel militer cadangan ke medan tempur di Gaza.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular