Kelompok-kelompok perlawanan Palestina pada Minggu (29/9/2025) melaporkan bahwa sejumlah tentara Israel tewas dan terluka dalam serangkaian serangan yang mereka lancarkan di Kota Gaza. Hal ini terjadi seiring semakin dalamnya penetrasi militer Israel dalam operasi darat besar-besaran yang diberi nama “Kereta Gideon 2”, yang bertujuan untuk menghancurkan dan menduduki sepenuhnya Kota Gaza.
Dalam pernyataan di platform Telegram, Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan bahwa pada Sabtu (28/9), para pejuangnya berhasil menyerang pasukan Israel yang berlindung di sebuah rumah dengan peluru anti-personel, menewaskan dan melukai sejumlah prajurit.
Selain itu, pejuang al-Qassam juga disebut telah menargetkan kendaraan lapis baja Israel jenis Namer dengan peluru Tandem di sekitar Masjid Ammar bin Yasir di wilayah Tel al-Hawa, Gaza bagian selatan. Di lokasi yang sama, mereka mengklaim telah mengenai tank Merkava menggunakan peluru kendali “Yasin 105” di dekat Menara al-Salhi.
Al-Qassam juga melaporkan bahwa salah satu pejuang mereka telah menembak mati seorang tentara Israel di kawasan Halawah, Distrik al-Tuffah, Gaza timur, pada 24 September lalu. Serangan itu dikonfirmasi setelah para pejuang kembali dari garis depan.
Sementara itu, Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, juga menyatakan bahwa pejuang mereka berhasil meledakkan ranjau anti-tank terhadap kendaraan militer Israel di dekat persimpangan Rumah Sakit Al-Quds, Kota Gaza, pada 26 September.
Dalam serangan terpisah pada 25 September, mereka juga mengklaim telah menargetkan tank Merkava dengan peluru kendali di kawasan Hayy al-Sabra, dekat perempatan al-Asil.
Sejak dimulainya serangan besar Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023, yang didukung oleh Amerika Serikat, konflik ini telah mengakibatkan kehancuran luas dan kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk.
Serangan yang oleh otoritas Palestina disebut sebagai “genosida” ini telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina dan melukai sekitar 168.000 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza.
Selain itu, akibat blokade dan kelangkaan makanan, lebih dari 440 warga Palestina dilaporkan meninggal akibat kelaparan, termasuk 147 anak-anak.
Meskipun ada seruan internasional dan keputusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan perang, serangan militer Israel terus berlangsung.