Sejumlah tentara Israel tewas dan lainnya luka-luka dalam serangan yang dilancarkan kelompok perlawanan Palestina di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada Jumat (6/6).
Serangan itu terjadi setelah bangunan tempat mereka berada runtuh akibat ledakan yang disengaja. Sementara itu, setidaknya 52 warga Palestina – termasuk anak-anak dan jurnalis – dilaporkan gugur dalam serangan udara Israel sejak Kamis dini hari.
Media Israel menyebut sejumlah prajurit masih terperangkap di bawah reruntuhan, dan operasi militer di lokasi kejadian masih berlangsung.
Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, mengklaim bertanggung jawab atas dua operasi di Khan Younis, termasuk penyergapan kompleks di wilayah timur kamp Jabalia, Gaza utara.
Kelompok itu menyatakan penyergapan dilakukan pada hari Minggu lalu di area timur dekat lokasi al-Mabhuh.
Para pejuang menggunakan ranjau darat, granat berpeluncur roket, serta senapan mesin dalam baku tembak dengan pasukan Israel.
Sementara itu, militer Israel mengakui tiga serdadu berpangkat sersan mayor tewas dalam pertempuran awal pekan ini di Jabalia, Gaza utara.
Ketiganya menjadi korban serangan terhadap kendaraan militer tipe Humvee. Selain itu, 2 petugas pemadam kebakaran dilaporkan terluka.
Kelompok Jihad Islam Palestina, melalui sayap militernya Brigade Al-Quds, juga mengumumkan keberhasilan meledakkan kendaraan militer Israel di selatan Khan Younis.
52 warga gugur dalam sehari
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa 52 warga Palestina gugur akibat serangan udara dan artileri Israel yang menyasar sejumlah wilayah sejak Kamis dini hari. Di antara korban terdapat anak-anak, perempuan, dan jurnalis.
Di tengah dentuman bom dan desingan peluru, takbir Idul Adha tetap berkumandang di beberapa sudut kota, menandai momen keagamaan yang berlangsung di tengah kehancuran.
Seorang anak dikabarkan tewas ditembak pasukan Israel di barat laut Khan Younis.
Wartawan Al Jazeera melaporkan bahwa jet-jet tempur Israel terbang rendah dan melakukan penembakan intensif di kawasan utara kota tersebut.
Pasukan Israel juga dilaporkan meledakkan rumah-rumah warga di kawasan al-Qarara, timur laut Khan Younis, serta menggempur wilayah utara kamp Nuseirat, di bagian tengah Jalur Gaza.
Di kota Gaza, artileri Israel menghantam daerah sekitar Jabal al-Surani dan al-Rais di kawasan al-Tuffah, memicu kebakaran besar di sejumlah rumah warga.
Sebuah drone Israel menargetkan sekelompok pengungsi di sekitar Menara al-Shifa di Gaza barat, menewaskan 5 orang dan melukai puluhan lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Rumah Sakit al-Shifa menjadi tempat evakuasi korban.
Rekaman dari Al Jazeera memperlihatkan proses evakuasi korban yang terluka dan jenazah syuhada dari jalanan di sekitar al-Shifa – daerah yang kini dipenuhi para pengungsi yang sebelumnya melarikan diri dari serangan Israel di wilayah lain.
Pewarta foto Ahmad Qalajah dilaporkan gugur akibat luka yang diderita setelah Israel menyerang tenda wartawan di halaman Rumah Sakit al-Ma’madani.
Serangan drone itu juga menewaskan tiga jurnalis lain malam sebelumnya, sehingga total jurnalis yang tewas dalam serangan di rumah sakit itu mencapai empat orang.
Menurut kantor media pemerintah Gaza, jumlah jurnalis yang gugur sejak awal perang pada Oktober 2023 kini telah mencapai 225 orang.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza yang oleh otoritas Palestina dan berbagai lembaga internasional dikategorikan sebagai genosida.
Serangan ini terjadi meskipun Mahkamah Internasional telah memerintahkan Israel untuk menghentikannya.
Dengan dukungan militer dan politik dari Amerika Serikat, serangan Israel di Gaza telah mengakibatkan sekitar 180.000 warga Palestina menjadi korban – baik gugur maupun terluka. Mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, ratusan ribu mengungsi, dan situasi kelaparan meluas hingga merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak.