Ratusan warga sipil di Kota El-Fasher, wilayah barat Sudan, dikabarkan dimakamkan secara massal dan sebagian lainnya dibakar oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), kata tenaga medis setempat, Minggu (9/11), seperti dilaporkan Anadolu.
“RSF telah mengumpulkan ratusan jenazah dari jalan-jalan dan pemukiman kota, sebagian dimakamkan secara massal, sementara sebagian dibakar untuk menutupi bukti kejahatan mereka terhadap warga sipil,” bunyi pernyataan Sudan Doctors Network.
Kelompok medis itu menilai tindakan pemakaman massal dan pembakaran jenazah sebagai genosida secara menyeluruh dan pelanggaran terhadap seluruh norma internasional maupun agama, yang menjamin hak jenazah untuk dimakamkan secara layak.
“Kondisi di El-Fasher telah melampaui bencana kemanusiaan menjadi genosida sistematis, yang menargetkan kehidupan dan martabat manusia, sementara dunia internasional tampak bungkam, yang bisa diartikan sebagai bentuk keterlibatan,” lanjut pernyataan itu.
Kelompok medis tersebut menegaskan, “Kejahatan RSF tidak bisa dihapus hanya dengan mengubur atau membakar jenazah.” Mereka menyerukan agar komunitas internasional segera mengambil langkah untuk melakukan penyelidikan internasional independen terhadap kekejaman yang menimpa warga sipil di El-Fasher.
Menurut laporan lokal dan internasional, sejak 26 Oktober, RSF menguasai El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, dan melakukan pembantaian berbasis etnis, dengan peringatan bahwa serangan ini dapat memperkuat potensi pembagian geografis Sudan.
Sejak 15 April 2023, militer Sudan dan RSF telah terlibat dalam perang yang gagal dihentikan melalui mediasi regional maupun internasional. Konflik tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi.


