Saturday, December 21, 2024
HomeHeadlineTokoh Syiah Irak tidak ingin campuri urusan Suriah

Tokoh Syiah Irak tidak ingin campuri urusan Suriah

Tokoh Syiah Irak, Moqtada al-Sadr menyerukan, pemerintah dan kelompok bersenjata Irak untuk tidak ikut campur dalam konflik yang tengah berlangsung di Suriah. Hal ini diberitakan Aljazeera Arabic pada Jumat (6/12).

Seruan ini muncul seiring dengan keberhasilan oposisi bersenjata Suriah merebut kota Aleppo dan Hama serta wilayah lain di utara Suriah.

Dalam konferensi pers di Najaf, selatan Baghdad, Al-Sadr menegaskan pentingnya menjaga Irak tetap netral.

“Pemerintah, rakyat, seluruh pihak, faksi, dan aparat keamanan Irak harus menghindari campur tangan dalam urusan Suriah, sebagaimana telah terjadi di masa lalu,” ujarnya.

Ia juga meminta pemerintah menghukum siapa pun yang melanggar keamanan dalam negeri Irak.

Al-Sadr menegaskan kembali sikap kelompoknya yang menolak campur tangan dalam urusan Suriah dan menekankan bahwa mereka tidak akan melawan keputusan rakyat Suriah.

Sementara itu, juru bicara militer Hizbullah Irak menyatakan bahwa peristiwa di Suriah saat ini adalah bagian dari “kesepakatan dengan rezim Zionis untuk melawan rakyat Suriah dan poros perlawanan.”

Di tengah situasi ini, Baghdad menjadi tuan rumah pertemuan trilateral pada Jumat (5/12) antara Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein dan mitranya dari Suriah serta Iran untuk membahas perkembangan terbaru di Suriah. Hal ini dilaporkan Kantor Berita Irak (INA).

Pertemuan ini digelar setelah keberhasilan signifikan yang dicapai oposisi Suriah sejak pekan lalu.

Mereka merebut kendali atas Aleppo dari tangan pasukan pemerintah Suriah, diikuti dengan penguasaan atas Hama pada Kamis.

Menurut INA, Menteri Luar Negeri Suriah Bassam Sabbagh tiba di Baghdad pada Kamis malam, sementara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan hadir pada Jumat.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani sebelumnya menegaskan, stabilitas Suriah berkaitan erat dengan keamanan nasional Irak dan memiliki dampak langsung pada stabilitas kawasan.

Hal serupa juga ia sampaikan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa, menegaskan Irak tidak akan tinggal diam terhadap dampak serius dari konflik di negara tetangga.

Pada Kamis, seorang komandan oposisi Suriah, Ahmed al-Sharaa, yang dikenal dengan julukan Al-Joulani al-Sudani, meminta Irak untuk menjauhkan diri dari konflik Suriah dan mencegah pengiriman pasukan Hashd al-Shaabi untuk mendukung pemerintah Suriah.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Irak pada Senin lalu mengumumkan pengiriman kendaraan lapis baja untuk memperkuat keamanan di perbatasan dengan Suriah.

Langkah ini dilakukan di tengah trauma yang masih dirasakan Irak akibat pendudukan kelompok ISIS pada 2014-2017 yang sempat menguasai sepertiga wilayah negara tersebut.

Baca juga: Qatar: Trump ingin gencatan senjata di Gaza sebelum dilantik

Baca juga: Israel khawatir dengan kemajuan gerakan pasukan oposisi di Suriah

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular