Rincian pembicaraan telepon antara Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri Israel diungkapkan oleh televisi Israel.
Menurut para pejabat AS, Presiden menyinggung sejumlah isu yang ia minta agar Netanyahu meninjau kembali pendekatannya, dimulai dari persetujuan atas fase kedua kesepakatan yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Ia juga meminta penjelasan mengenai para petempur yang bersembunyi di terowongan Rafah.
Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat berupaya mencapai pemahaman antara Israel dan Hamas agar para petempur tersebut dapat diserahkan sebagai gantinya untuk mendapat amnesti dan “jalur aman” menuju wilayah yang dikuasai Hamas atau negara ketiga.
Pemerintahan AS memandang skema ini sebagai kemungkinan kerangka untuk melucuti Hamas, dan merasa tidak puas dengan kurangnya kerja sama dari Israel.
Dalam percakapan itu, Trump menanyakan kepada Netanyahu “mengapa mereka dibunuh dan tidak diberi kesempatan menyerah,” menurut pejabat AS. Netanyahu disebut menjawab bahwa mereka “bersenjata dan berbahaya,” sehingga harus dilenyapkan.
Presiden AS juga menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia meyakini persoalan terkait pemberian amnesti bagi perdana menteri Israel atas kasus korupsi yang dihadapinya akan terselesaikan, meski ia tidak menyatakan akan mengambil langkah lebih lanjut.
