Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebagai “hari yang luar biasa bagi Timur Tengah”, dalam kunjungan diplomatiknya ke kawasan pada Senin (14/10/2025).
Trump hadir di Israel dan Mesir untuk menandai penandatanganan Deklarasi Perdamaian Trump, yang didukung oleh Mesir, Qatar, dan Turki sebagai negara penjamin kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
“Ini adalah hari yang luar biasa bagi dunia, hari yang luar biasa bagi Timur Tengah,” kata Trump dalam sambutannya di KTT Gaza yang digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir, di hadapan lebih dari 20 kepala negara dan pemerintahan.
Trump mengatakan, dokumen deklarasi tersebut akan “mengatur berbagai aturan dan ketentuan” untuk menjaga perdamaian yang baru tercipta. “Ini akan bertahan,” ujarnya, meyakinkan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas membebaskan 20 sandera terakhir yang mereka tahan sejak serangan 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 1.968 tahanan, sebagian besar adalah warga Palestina.
“Sejak 7 Oktober hingga pekan ini, Israel adalah negara yang berada dalam situasi perang – menanggung beban yang hanya bisa ditanggung oleh bangsa yang bangga dan penuh keyakinan,” ujar Trump dalam pidatonya di parlemen Israel, yang disambut dengan tepuk tangan meriah.
Di Tel Aviv, ribuan orang berkumpul di Hostages Square menyambut pembebasan para sandera dengan air mata, pelukan, dan nyanyian. Di wilayah pendudukan Tepi Barat, warga Palestina menyambut bus-bus yang membawa para tahanan dengan sorakan dan takbir. Hal serupa terjadi di Khan Younis, Gaza Selatan.
Namun, rasa duka tetap terasa, karena Hamas juga menyerahkan jenazah 27 sandera yang tewas dalam penyanderaan. Tentara Israel mengatakan telah menerima dua jenazah dan masih menanti dua lainnya.
Dari hampir 2.000 tahanan yang dibebaskan Israel, sekitar 250 merupakan tahanan keamanan – termasuk mereka yang dihukum atas serangan mematikan terhadap warga Israel. Sisanya adalah warga yang ditahan selama operasi militer di Gaza.
Deklarasi Perdamaian Trump
Gedung Putih telah mempublikasikan isi lengkap Trump Declaration for Enduring Peace and Prosperity, yang ditandatangani bersama oleh Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Deklarasi tersebut menegaskan komitmen untuk mengakhiri konflik lebih dari dua tahun antara Israel dan Hamas serta memastikan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bagi semua pihak, termasuk warga Palestina dan Israel.
Dokumen itu juga menekankan pentingnya penyelesaian sengketa melalui jalur diplomatik dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Ditegaskan pula bahwa situs-situs suci bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi akan tetap dilindungi sebagai bagian dari upaya menuju koeksistensi damai.
Jalan Panjang Rekonstruksi
Di Gaza, meskipun gencatan senjata membawa kelegaan, tantangan besar masih menanti. Wilayah tersebut mengalami kehancuran besar-besaran akibat serangan udara dan operasi darat Israel selama dua tahun terakhir.
“Saya merasa seperti terlahir kembali,” kata Mahdi Ramadan, salah satu tahanan yang baru dibebaskan, saat disambut keluarganya di Ramallah, Tepi Barat. “Sulit menggambarkan perasaan ini.”
Yusef Afana, 25 tahun, yang dibebaskan dari penjara Israel setelah 10 bulan, menyatakan kebahagiaannya bisa kembali ke keluarganya di Khan Younis. “Hari-hari itu sangat berat. Tapi kini saya kembali.”
Tantangan Berikutnya
Meski kesepakatan telah diteken, sejumlah isu penting masih belum tuntas, termasuk penolakan Hamas untuk melucuti senjata, serta belum adanya komitmen Israel untuk menarik penuh pasukannya dari Gaza.
Trump, dalam pernyataannya bersama Presiden Sisi, menyebut bahwa “fase kedua” dari rencana perdamaian telah dimulai.
“Kami anggap fase dua sudah berjalan,” katanya. “Semua fase ini saling terkait satu sama lain.”
Trump pertama kali mengumumkan rencana perdamaian 20 poin untuk Gaza pada akhir September lalu. Dalam kesempatan di Sharm el-Sheikh, ia memuji peran penting Presiden Mesir dalam menjembatani pembicaraan dengan Hamas.
“Dia sangat instrumental,” ujar Trump soal Sisi.
Sebaliknya, Sisi memuji Trump sebagai “satu-satunya yang mampu membawa perdamaian ke wilayah ini”.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas turut hadir dalam pertemuan tersebut, meski perwakilan dari Israel dan Hamas absen.
Sementara itu, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mendesak para penjamin kesepakatan, termasuk Trump, untuk “terus memantau perilaku Israel dan memastikan mereka tidak melanjutkan agresi terhadap rakyat kami.”
Kementerian Kesehatan di Gaza, yang datanya dianggap kredibel oleh PBB, menyebut bahwa serangan militer Israel sejak 2023 telah menewaskan sedikitnya 67.869 orang.