Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Selasa (14/10/2025), mengumumkan dimulainya tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza, menyusul keberhasilan tahap pertama yang ditandai dengan pembebasan 20 sandera Israel. Kesepakatan ini merupakan hasil mediasi bersama antara Turki, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.
“Seluruh dua puluh sandera telah kembali dan dalam kondisi sebaik mungkin,” tulis Trump melalui platform media sosial miliknya, Truth Social.
“Beban besar telah terangkat, tetapi pekerjaan belum selesai. Jenazah-jenazah belum dikembalikan, seperti yang telah dijanjikan! Tahap Kedua dimulai sekarang juga!!!” tambahnya.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, kelompok Hamas dan otoritas Israel telah melakukan pertukaran sandera dan tahanan. Ratusan tahanan Palestina dibebaskan dari Penjara Militer Ofer serta sejumlah fasilitas penahanan lain di Gurun Negev. Sementara itu, seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup juga telah dikembalikan ke Israel.
Sehari sebelumnya, Trump bersama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memimpin pertemuan tingkat tinggi di Sharm el-Sheikh, Mesir. Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah pemimpin dunia dalam rangka menggalang dukungan internasional terhadap rencana gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat.
Adapun tahap kedua dari kesepakatan ini mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza, pembentukan pasukan multinasional, serta proses pelucutan senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina di Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan tersebut juga menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza menjadi tidak layak huni.