Pemerintah Turki menunjuk mantan kepala badan penanggulangan bencana nasional (AFAD), Mehmet Gulluoglu, sebagai koordinator bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Penunjukan ini menjadi sinyal bahwa Ankara akan mengambil peran lebih besar sebagai penjamin kesepakatan gencatan senjata baru, setelah sebelumnya cenderung menjauh dari putaran diplomasi terkait konflik Israel-Hamas selama dua tahun terakhir.
Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang sejak awal mengkritik keras serangan militer Israel ke Gaza, kini bergabung bersama Qatar dan Mesir — dua mediator utama jangka panjang — dalam mendukung rencana perdamaian yang diusung Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang.
Sumber dari Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, Gulluoglu — yang juga pernah menjabat sebagai duta besar — telah ditunjuk secara resmi dan telah melakukan perjalanan ke kawasan pada Rabu (16/10).
“Turki mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk segera menyalurkan bantuan ke Gaza, membangun kawasan hunian sementara, serta mendukung proses rekonstruksi Gaza,” kata sumber tersebut.
Sebagai koordinator, Gulluoglu akan melakukan peninjauan langsung guna mengidentifikasi kebutuhan bantuan paling mendesak di lapangan, melakukan koordinasi dengan badan-badan PBB, memastikan distribusi bantuan dari Turki berjalan lancar, serta menjalin komunikasi dengan otoritas Mesir dan Yordania untuk kelancaran pengiriman bantuan.
Ia juga akan bekerja untuk mengevakuasi korban luka serta meningkatkan dukungan medis Turki bagi warga Gaza.
Sebelumnya, Ankara telah menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam satuan tugas internasional yang akan memantau implementasi kesepakatan gencatan senjata, meskipun detail teknisnya masih dalam pembahasan.
Kementerian Pertahanan Turki menyatakan, angkatan bersenjatanya siap mengambil bagian dalam misi tersebut — baik dalam kapasitas militer maupun sipil — sesuai dengan kebutuhan di lapangan.