Presiden Suriah, Ahmad Al-Sharaa, telah menerima undangan dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk mengunjungi Prancis dalam beberapa minggu mendatang.
Menurut pernyataan dari kepresidenan Suriah pada Rabu, kedua pemimpin akan membahas sanksi ekonomi yang dikenakan terhadap rakyat Suriah.
Menurutnya, Presiden Prancis menegaskan dukungannya terhadap proses politik di Suriah serta persatuan dan kedaulatan wilayahnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, mengunjungi Damaskus pada awal Januari lalu. Ia bertemu dengan pemimpin baru pemerintahan Suriah, Ahmad Al-Sharaa.
Dalam pernyataan persnya, Barrot menyebutkan bahwa beberapa sanksi yang dikenakan terhadap Suriah akan segera dicabut.
Sementara itu, Pemerintah Sementara Suriah telah berulang kali menyerukan pencabutan sanksi agar dapat membangun kembali negara yang hancur dan segera memulihkan ekonominya. Ia menekankan bahwa alasan penerapan sanksi tersebut telah hilang sejak kejatuhan rezim Assad.
Pada 8 Desember tahun lalu, faksi oposisi bersenjata Suriah berhasil menguasai ibu kota Damaskus serta beberapa kota lainnya. Sehingga, mengakhiri 61 tahun kekuasaan Partai Ba’ath dan 53 tahun dominasi keluarga Assad.
Sehari setelahnya, Al-Sharaa menunjuk Muhammad Al-Bashir (mantan pemimpin pemerintahan Idlib) untuk membentuk pemerintahan baru dalam rangka mengelola fase transisi politik.