Uni Eropa resmi mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah guna mendukung proses rekonstruksi negara tersebut pasca-perang saudara yang berlangsung lebih dari satu dekade.
Keputusan ini diumumkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, pada Selasa (21/5/2025).
“Hari ini, kami memutuskan untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah. Kami ingin membantu rakyat Suriah membangun kembali negeri yang inklusif dan damai,” kata Kallas dalam pernyataannya di platform X.
Ia menambahkan, “Uni Eropa telah berdiri bersama rakyat Suriah selama 14 tahun terakhir—dan akan terus melakukannya.”
Langkah ini diambil beberapa bulan setelah Presiden Bashar Assad, yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada Desember lalu. Kepergiannya menandai berakhirnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.
Setelah penggulingan Assad, Ahmed al-Sharaa—tokoh oposisi yang memimpin pasukan anti-rezim—dilantik sebagai presiden sementara pada akhir Januari 2025 untuk memimpin masa transisi politik di Suriah.