Saturday, November 22, 2025
HomeBeritaUNICEF: Dua anak Gaza tewas setiap hari sejak gencatan senjata

UNICEF: Dua anak Gaza tewas setiap hari sejak gencatan senjata

UNICEF memperingatkan bahwa hampir dua anak telah tewas setiap hari akibat insiden terkait konflik di Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan, Jumat (21/11/2025). Organisasi ini menekankan, kekerasan di wilayah tersebut belum berhenti meskipun ada kesepakatan untuk menghentikan pembunuhan.

Juru bicara UNICEF, Ricardo Pires, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, “Sejak 11 Oktober, meskipun gencatan senjata telah berlaku, setidaknya 67 anak telah tewas dalam insiden terkait konflik di Jalur Gaza, dan puluhan lainnya terluka.”

Menurut Pires, angka itu berarti “rata-rata hampir dua anak tewas setiap hari sejak gencatan senjata berlaku, meskipun kesepakatan untuk menghentikan pembunuhan telah tercapai.”

Pires menekankan, di balik setiap angka terdapat seorang anak yang nyawanya terenggut secara brutal, menegaskan bahwa ini bukan sekadar statistik.

Ia menceritakan kondisi yang disaksikan tim UNICEF di lapangan: anak-anak tidur di luar dengan kondisi amputasi, dan lainnya menjadi yatim serta ketakutan, bertahan hidup di tempat penampungan darurat yang tergenang air dan hilang martabatnya.

“Saya melihatnya sendiri saat terakhir berada di sana pada Agustus. Realitas yang dialami Gaza tetap sangat keras. Tidak ada tempat aman bagi mereka, dan dunia tidak bisa terus menormalisasi penderitaan mereka,” tegas Pires.

Meskipun UNICEF memperluas operasi kemanusiaannya, Pires mengatakan upaya tersebut masih belum cukup. “Kami bisa melakukan lebih banyak jika bantuan yang sangat dibutuhkan bisa masuk lebih cepat,” ujarnya.

Pires juga memperingatkan risiko tambahan akibat musim dingin bagi ratusan ribu anak pengungsi yang tinggal di tempat penampungan. “Taruhannya sangat tinggi, karena musim baru menjadi pengganda ancaman,” katanya.

Anak-anak tidak memiliki pemanas, isolasi, dan terlalu sedikit selimut, sementara infeksi saluran pernapasan meningkat dan air yang terkontaminasi memperburuk penyebaran diare. Ia menambahkan, “Anak-anak masih harus memanjat reruntuhan tanpa alas kaki.”

“Terlalu banyak anak sudah membayar harga tertinggi, dan terlalu banyak yang masih membayarnya, bahkan di bawah gencatan senjata. Dunia berjanji perang akan berhenti dan kami akan melindungi mereka,” ujarnya, seraya mendesak: “Sekarang kita harus bertindak sesuai janji itu.”

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler