Tuesday, December 3, 2024
HomeBeritaYahya Sinwar sempat ditawari kabur, tapi menolak karena ingin berjuang bersama Gaza

Yahya Sinwar sempat ditawari kabur, tapi menolak karena ingin berjuang bersama Gaza

The Wall Street Journal melaporkan bahwa negosiator Arab menawarkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, kesempatan untuk melarikan diri dengan imbalan Mesir mengambil alih negosiasi atas nama Hamas.

Namun, Sinwar menolak tawaran tersebut karena dilaporkan ia berniat meningkatkan operasi militer di Gaza, menurut laporan tersebut.

Dalam sebuah pesan yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, Sinwar menyampaikan kepada mediator Arab, “Saya tidak terkepung, saya berada di tanah Palestina,” menunjukkan sikapnya yang tegas di awal perang.

Menurut laporan itu, Sinwar mulai dipandang sebagai ancaman yang lebih besar setelah eskalasi pada Mei 2021, ketika Hamas meluncurkan serangan roket ke “Israel”. Pada saat itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengizinkan serangan udara yang menargetkan Sinwar dan kepala militer Hamas, Mohammed Deif, meskipun serangan tersebut gagal.

Setelah pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, pada bulan September, Sinwar memperingatkan kepemimpinan politik Hamas bahwa tekanan untuk kompromi akan meningkat, tetapi menyarankan mereka untuk menolak tekanan tersebut, menurut mediator Arab yang dikutip oleh WSJ.

Laporan itu juga menyoroti bahwa Sinwar telah mempersiapkan kemungkinan kematiannya, dengan menginstruksikan anggota Hamas bahwa “Israel” mungkin akan lebih cenderung menawarkan konsesi setelah ia tiada.

Menurut laporan tersebut, Sinwar menyarankan pembentukan dewan kepemimpinan untuk memimpin setelah kepergiannya, dan ia percaya bahwa Hamas akan berada dalam posisi yang lebih kuat untuk bernegosiasi dengan “Israel” setelah kematiannya.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular