Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 15 orang, termasuk empat anak-anak, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir.
“Rumah sakit di Gaza melaporkan 15 kematian, termasuk empat anak-anak, akibat kelaparan dan kekurangan gizi dalam 24 jam terakhir,” ujar Kementerian dalam pernyataan resmi pada Selasa (22/7/2025).
Dengan laporan terbaru ini, jumlah total korban tewas akibat malnutrisi sejak Oktober 2023 telah mencapai 101 orang, di antaranya 80 merupakan anak-anak.
Sumber medis sebelumnya mengonfirmasi kepada kantor berita Anadolu bahwa seorang pasien diabetes, seorang anak, dan seorang bayi juga meninggal dunia akibat kekurangan gizi parah.
Pejabat Palestina dan kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akibat kelaparan terus meningkat, terutama di kalangan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan pasien kronis.
Gaza saat ini menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarahnya. Bencana kelaparan meluas di tengah blokade dan serangan militer yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Sejak 2 Maret 2024, Israel menutup seluruh perlintasan perbatasan, menghalangi masuknya bantuan makanan dan medis. Akibatnya, gejala malnutrisi akut mulai banyak ditemukan, khususnya di kalangan anak-anak dan pasien dengan penyakit kronis.
Lebih dari 59.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober lalu. Serangan ini juga menghancurkan infrastruktur, meruntuhkan sistem kesehatan, dan memicu krisis pangan parah.
Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).