Tuesday, April 22, 2025
HomeBerita7 orang ditahan di India karena aksi pro-Palestina dan seruan boikot Israel

7 orang ditahan di India karena aksi pro-Palestina dan seruan boikot Israel

Setidaknya 7 orang ditangkap di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, karena mengikuti aksi unjuk rasa yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan menyerukan penghentian perang Israel di Jalur Gaza. Hal ini dilaporkan oleh sejumlah media lokal pada Senin (21/4).

Dalam aksi tersebut, para demonstran membawa berbagai poster bertuliskan “Bebaskan Gaza, Bebaskan Palestina”.

Beberapa poster lainnya menyerukan pemboikotan total terhadap produk-produk asal Israel.

Polisi setempat menyebut bahwa sebagian peserta aksi mengangkat tulisan yang menyatakan bahwa umat Islam wajib untuk memboikot seluruh barang yang berhubungan dengan Israel.

“Segala sesuatu di Gaza telah hancur total. Jika kita tidak menangisi penderitaan saudara-saudari kita di Palestina, maka ketahuilah bahwa kita telah kehilangan rasa kemanusiaan. Maka, tolong jangan beli produk-produk ini,” tulis salah satu poster.

Ada pula poster yang membandingkan membeli produk Israel dengan mengonsumsi daging babi atau minuman beralkohol—perbuatan yang diharamkan dalam ajaran Islam.

Penangkapan para demonstran dilakukan setelah pihak berwenang menelusuri rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi aksi.

Beberapa laporan juga menyebut bahwa dalam salah satu unjuk rasa, polisi menyita bendera Palestina yang dibawa peserta, dan bahkan merobeknya.

Peristiwa ini menambah daftar panjang tindakan keras terhadap aktivisme pro-Palestina di India, terutama di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

Diketahui, Modi menunjukkan dukungan yang signifikan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Sejumlah pengamat menyoroti bahwa di bawah kepemimpinan Modi, kelompok sayap kanan Hindu secara bebas dapat menggelar aksi mendukung Israel, sementara tindakan solidaritas terhadap Palestina justru dibatasi.

Hingga saat ini, lebih dari 61.700 warga Palestina dilaporkan tewas sejak dimulainya agresi militer Israel di Gaza pada Oktober 2023.

Meski sejumlah organisasi hak asasi manusia internasional, termasuk Amnesty International, telah menyebut perang di Gaza sebagai bentuk genosida.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu, India tetap melanjutkan pasokan senjata ke Israel.

Penangkapan ini terjadi di tengah situasi krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza.

Agresi Israel yang terus berlanjut telah melumpuhkan hampir seluruh fasilitas kesehatan di wilayah tersebut, meratakan permukiman, dan membuat warga Gaza terjebak dalam kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, serta tempat tinggal.

Sejak 2 Maret lalu, Israel dilaporkan menutup jalur bantuan kemanusiaan secara total, termasuk terhadap bahan pangan dan peralatan medis, sehingga angka kelaparan dan penyakit melonjak tajam.

Persrikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keras dimulainya kembali agresi oleh Israel setelah mereka melanggar kesepakatan gencatan senjata.

“Penderitaan warga sipil Palestina kini berada pada titik yang tak dapat ditoleransi,” kata Koordinator Bantuan Darurat PBB, Tom Fletcher, pekan lalu.

Ia juga menambahkan bahwa permintaan PBB untuk mengambil bantuan yang telah menumpuk di perbatasan Kerem Shalom secara sistematis ditolak oleh otoritas Israel.

“Makanan membusuk, dan obat-obatan kedaluwarsa,” ujarnya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular