Ribuan warga di berbagai kota besar Eropa turun ke jalan, Ahad (16/6), mendesak pemerintah mereka menghentikan dukungan terhadap Israel dan menetapkan “garis merah” atas kebijakan Israel di Jalur Gaza.
Aksi protes masif berlangsung di Den Haag, Belanda, dan Brussel, Belgia, dengan para peserta mengenakan pakaian merah sebagai simbol peringatan keras atas kekejaman yang terus berlangsung di Gaza.
Di Lapangan Malieveld, Den Haag, ribuan orang berkumpul dalam demonstrasi yang diinisiasi puluhan organisasi masyarakat sipil lokal maupun internasional.
Mereka menyerukan kepada Pemerintah Belanda agar menghentikan segala bentuk dukungan militer kepada Israel dan segera menghentikan ekspor senjata.
“Dukungan Belanda terhadap agresi Israel telah menodai prinsip kemanusiaan yang selama ini dijunjung tinggi,” ujar salah satu orator aksi.
Para pengunjuk rasa juga mengecam sikap bungkam pemerintah terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, termasuk kelaparan massal yang sejak Maret lalu telah merenggut ratusan jiwa.
Seruan serupa menggema di Brussel, ibu kota Belgia. Puluhan ribu warga turun ke jalan-jalan utama kota, menyuarakan solidaritas bagi rakyat Palestina.
Mereka juga mengenakan warna merah untuk menandai tuntutan kolektif agar pemerintah Eropa menarik “garis merah” terhadap kebijakan Israel.
“Kami marah karena para pemimpin kami tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan kejahatan yang terjadi di Gaza,” kata salah seorang peserta aksi di Brussel.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza yang hingga kini telah menewaskan dan melukai lebih dari 184.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang dan ratusan ribu lainnya mengungsi. Situasi diperparah oleh blokade ketat yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan.