Tuesday, June 17, 2025
HomeBeritaLaporan PBB: Palestina dan Sudan jadi wilayah utama di dunia paling terncaman...

Laporan PBB: Palestina dan Sudan jadi wilayah utama di dunia paling terncaman kelaparan

Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis pada Senin (17/6) mengungkapkan peringatan keras soal ancaman kematian.

Hal itu disebabkan kelaparan yang kini membayangi jutaan orang di sejumlah wilayah konflik dunia. Palestina dan Sudan menjadi 2 kawasan yang paling parah terdampak.

Laporan bertajuk “Bencana Kelaparan di Titik Panas” itu merupakan hasil pemantauan bersama antara Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP).

Laporan menyoroti lima 5 utama yang disebut menghadapi “tingkat kekhawatiran tertinggi” karena kombinasi konflik bersenjata, krisis ekonomi, dan bencana alam yang menyebabkan kelangkaan pangan ekstrem.

Lima wilayah tersebut meliputi Palestina, Sudan, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali.

“Jika tidak ada aksi kemanusiaan segera dan respons internasional yang terkoordinasi untuk meredakan konflik, menghentikan pengungsian, dan memperluas bantuan, jutaan jiwa terancam kehilangan nyawa karena kelaparan dalam beberapa bulan mendatang,” demikian peringatan dalam laporan.

Kondisi diperparah oleh terbatasnya akses bantuan kemanusiaan dan minimnya pendanaan internasional.

Di banyak lokasi, penyaluran bantuan terganggu oleh ketidakamanan, hambatan birokrasi, hingga medan geografis yang terisolasi.

Pemotongan jatah pangan menjadi langkah terakhir yang harus diambil akibat kekurangan dana, yang pada akhirnya mempersempit cakupan intervensi penyelamatan jiwa.

Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu, menyebutkan bahwa laporan ini menandai bahwa kelaparan bukan lagi sekadar ancaman masa depan.

“Ini adalah keadaan darurat harian bagi jutaan orang,” katanya.

Ia menegaskan pentingnya melindungi lahan pertanian dan ternak masyarakat sebagai fondasi produksi pangan, bahkan di tengah situasi paling sulit.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain menyebut laporan ini sebagai “peringatan merah”.

Menurutnya, komunitas kemanusiaan sebenarnya memiliki alat dan keahlian untuk menanggapi krisis kelaparan.

“Tetapi tanpa pendanaan dan akses, kami tidak dapat menyelamatkan nyawa,” lanjutnya.

Selain 5 wilayah utama, laporan juga memperkirakan memburuknya kerawanan pangan akut di 13 negara dan wilayah lain, termasuk Yaman, Republik Demokratik Kongo, Myanmar, Nigeria, Burkina Faso, Chad, Somalia, dan Suriah.

Laporan ini juga menekankan pentingnya investasi pada respons dini kemanusiaan dan intervensi preventif.

Pendekatan ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga lebih hemat biaya dibandingkan dengan intervensi yang terlambat saat krisis sudah mencapai puncaknya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular