Pertemuan rahasia antara pejabat tinggi Amerika Serikat, Israel, dan Qatar di Gedung Putih pada Selasa (8/7) dilaporkan berhasil membuka jalan bagi kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Hal itu dilaporkan media asal AS, Axios.
Dalam dua hari terakhir, Presiden AS Donald Trump dua kali bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mendesak agar kesepakatan segera difinalisasi.
Utusan Gedung Putih Steve Witkoff menyebutkan bahwa dari empat poin perbedaan utama, tiga sudah teratasi.
Satu poin besar yang masih menjadi ganjalan adalah soal seberapa jauh pasukan pendudukan Israel (IDF) mau mundur selama masa jeda kemanusiaan 60 hari.
Peta penarikan pasukan jadi penentu
Axios melaporkan, Witkoff dan pejabat senior Qatar secara tegas menyampaikan kepada penasihat Netanyahu, Ron Dermer, bahwa peta usulan Israel yang hanya menarik pasukan secara terbatas tidak dapat diterima.
Pejabat Qatar memperingatkan, Hamas kemungkinan besar akan menolak usulan tersebut dan jika perundingan gagal, Qatar sebagai mediator tidak boleh dijadikan kambing hitam.
Witkoff juga mengingatkan Dermer, peta penempatan pasukan Israel yang menyerupai “rencana Smotrich” – yakni mempertahankan pendudukan di wilayah penting Gaza – ditolak oleh pemerintahan Trump.
Rencana tersebut didorong oleh Menteri Keuangan Israel ultranasionalis Bezalel Smotrich, yang selama ini menolak kompromi berarti.
Dermer berdalih bahwa Netanyahu berada dalam tekanan politik berat dari mitra koalisinya agar tidak membuat konsesi besar kepada Hamas. Ia juga menyatakan keputusan tersebut memerlukan persetujuan kabinet Israel.
Namun, pertemuan rahasia ini akhirnya mendorong Israel untuk menawarkan peta baru dengan wilayah penarikan pasukan lebih luas – langkah yang dinilai memperbesar peluang kesepakatan.
Menurut sumber Axios, kesepakatan sementara yang dibahas mencakup pembebasan 10 sandera yang masih hidup di Gaza serta penyerahan jenazah 18 sandera lainnya selama masa jeda 60 hari.
Hamas ingatkan soal ‘penarikan penuh’
Trump mengakui ada kemajuan signifikan usai pertemuan tersebut. “Kita sudah sangat dekat dengan kesepakatan. Rahasia atau tidak, yang penting membawa kita ke tujuan,” ujar Trump.
Sementara itu, Hamas menegaskan komitmennya melanjutkan dialog meski menghadapi sikap keras Israel. Hamas menuntut kelancaran bantuan kemanusiaan, penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari Jalur Gaza, serta adanya jaminan gencatan senjata permanen.
Netanyahu, usai bertemu anggota parlemen AS di Capitol Hill, membantah ada tekanan Gedung Putih. “Israel punya kebutuhan keamanan dan kami bekerja sama untuk mencapainya,” katanya. Netanyahu juga masih berpeluang kembali bertemu Trump sebelum meninggalkan Washington pada Kamis malam.