Sunday, July 27, 2025
HomeBeritaPerundingan gencatan senjata Gaza dijadwalkan lanjut Senin depan

Perundingan gencatan senjata Gaza dijadwalkan lanjut Senin depan

Putaran baru perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel dijadwalkan kembali berlangsung pada Senin pekan depan.

Setelah sebelumnya negosiasi sempat terhenti akibat perbedaan tajam di antara kedua pihak.

Informasi ini disampaikan oleh sejumlah sumber di Mesir dan Hamas, sebagaimana dilansir media Al-Araby Al-Jadeed.

Negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir ini bertujuan mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir 22 bulan di Jalur Gaza.

Meski sempat terganggu oleh penarikan delegasi Israel dan AS serta pernyataan negatif dari utusan khusus AS, Steven Witkoff, para mediator menegaskan bahwa proses negosiasi belum sepenuhnya runtuh.

“Delegasi AS akan kembali ke Doha pada Minggu malam untuk melanjutkan pembicaraan pada hari Senin,” kata seorang sumber dari Mesir yang terlibat dalam proses mediasi.

Hal ini juga dibenarkan oleh mediator Qatar dan pihak Hamas di Doha.

Dalam pernyataan bersama, Qatar dan Mesir menegaskan komitmen mereka, bersama AS, untuk terus mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang menyeluruh di Gaza.

Namun, seorang pejabat Hamas menuding Israel dan sekutunya, AS, sengaja menggagalkan proses perundingan dengan menyalahkan pihak Palestina atas kegagalan mencapai kesepakatan. Taktik tersebut, menurutnya, hanya menguntungkan kepentingan Israel.

Menurut pejabat tersebut, AS dan Israel berupaya memaksa Hamas menerima kesepakatan yang merugikan dan tidak memenuhi tuntutan-tuntutan utama rakyat Gaza.

Di antaranya melalui pengetatan pengepungan dan penghentian total bantuan kemanusiaan.

Dua isu utama yang menjadi batu sandungan dalam perundingan adalah tuntutan agar pasukan Israel ditarik dari wilayah Gaza serta jaminan masuk dan distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung.

Israel hingga kini bersikukuh ingin menghancurkan sepenuhnya kemampuan militer dan struktur pemerintahan Hamas.

Sejumlah pejabat Israel bahkan secara terbuka menyuarakan keinginan untuk mengosongkan Gaza dari warganya.

Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 59.000 korban jiwa, mayoritas merupakan warga sipil.

Ribuan lainnya diyakini masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat bombardemen.

Di antara para korban tersebut, lebih dari 100 orang—kebanyakan anak-anak—meninggal dunia akibat kelaparan.

Jumlah itu terus bertambah seiring blokade ketat yang dilakukan Israel, yang menghalangi masuknya bantuan pangan dalam jumlah memadai ke Gaza.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular