Monday, August 11, 2025
HomeBeritaIsrael bunuh jurnalis Al Jazeera Anas Al-Sharif dan Muhammad Qreiqea

Israel bunuh jurnalis Al Jazeera Anas Al-Sharif dan Muhammad Qreiqea

Dua wartawan Al Jazeera, Anas Al-Sharif dan Muhammad Qreiqea, dilaporkan gugur dalam serangan udara yang dilakukan militer Israel pada Minggu malam (10/8/2025) waktu setempat. Serangan tersebut menyasar sebuah tenda wartawan yang terletak di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza.

Koresponden Al Jazeera, Hani Al-Shaer, melaporkan bahwa serangan itu juga menewaskan tiga jurnalis lainnya yakni Ibrahim Zaher, Muhammad Noufal, dan Moamen Alouwa.

Menurut laporan, serangan dilakukan oleh pesawat nirawak (drone) milik militer Israel yang menargetkan langsung tenda wartawan yang berada di area rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.

Direktur Kompleks Medis Al-Shifa, Dr. Muhammad Abu Salmiya, mengonfirmasi bahwa total tujuh orang meninggal dunia akibat serangan tersebut.

Dalam pernyataan resmi pascaserangan, militer Israel mengakui bahwa mereka memang menargetkan Anas Al-Sharif. Mereka menyebut Al-Sharif sebagai “teroris yang menyamar sebagai jurnalis Al Jazeera.”

Militer Israel menuduh Al-Sharif sebagai pemimpin sel Hamas yang diduga menyebarkan propaganda dan mendukung serangan roket ke wilayah Israel. Tuduhan ini ditepis oleh Al Jazeera dan berbagai organisasi jurnalis internasional, yang menilai serangan terhadap jurnalis sebagai pelanggaran berat hukum internasional.

Al-Sharif sebelumnya menjadi sasaran kampanye intimidasi dan ancaman dari otoritas Israel karena liputannya yang menampilkan dampak kelaparan dan serangan udara di Gaza.

Anas Al-Sharif dikenal sebagai salah satu dari sedikit jurnalis yang tetap berada di Gaza utara selama berbulan-bulan untuk melaporkan kondisi lapangan secara langsung. Ia kemudian berpindah ke pusat Kota Gaza namun tetap berada di garis depan peliputan.

Muhammad Qreiqea sendiri melakukan siaran langsung terakhirnya hanya beberapa menit sebelum serangan, dalam program “Al-Hasad” pada malam yang sama.

Kecaman internasional dan duka mendalam

Hamas menyebut pembunuhan terhadap jurnalis sebagai “kejahatan brutal yang melampaui batas-batas kemanusiaan.” Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan bahwa Al-Sharif adalah “contoh jurnalis bebas yang mengungkap kebenaran di balik blokade dan kelaparan yang diberlakukan oleh Israel di Gaza.”

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Jihad Islam yang menyebut serangan itu sebagai “kejahatan perang.” Mereka menilai Israel mencoba membungkam suara-suara yang berani membongkar kejahatan mereka kepada dunia.

Pelapor Khusus PBB untuk kebebasan berpendapat, Irene Khan, turut mengecam pembunuhan terhadap para jurnalis. Dalam wawancara dengan Al Jazeera, ia menyebut bahwa Israel berusaha membunuh kebenaran, namun tidak akan pernah berhasil.

Irene Khan juga menambahkan bahwa Al-Sharif sebelumnya pernah menyatakan kepadanya tekadnya untuk terus menyampaikan kenyataan dari Gaza, meski di bawah ancaman.

Al-Sharif dan Qreiqea menambah daftar jurnalis Al Jazeera yang gugur sejak agresi Israel ke Gaza dimulai. Sebelumnya, Ismail Al-Ghoul dan Hossam Shabat juga tewas dalam serangan militer Israel.

Kematian mereka memicu gelombang solidaritas dari komunitas jurnalis internasional, serta seruan kepada PBB dan Dewan Keamanan untuk mengambil langkah nyata menghentikan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional di wilayah Palestina.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular