Thursday, August 21, 2025
HomeBeritaAhli militer: Serangan Al-Qassam selevel operasi pasukan khusus dunia

Ahli militer: Serangan Al-Qassam selevel operasi pasukan khusus dunia

Pakar militer, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, menyebut operasi yang dilakukan Brigade Al-Qassam di tenggara Khan Younis, Gaza selatan, sebagai serangan “berkelas tinggi”.

Serangan tersebut biasanya hanya dilaksanakan oleh unit pasukan khusus di militer negara-negara besar.

Dalam analisisnya di Al Jazeera, Al-Duwairi menegaskan bahwa serangan tersebut bukan sekadar penyergapan atau serangan gerilya, melainkan operasi ofensif gabungan dengan pola yang sama seperti operasi pasukan elite.

Biasanya, pasukan reguler melibatkan peleton berjumlah 30–33 orang, sedangkan kelompok bersenjata nonnegara hanya mampu mengerahkan sekitar 15–20 pejuang.

Menurutnya, pasukan penyerang dibagi ke dalam unit-unit kecil. Unit inti adalah kelompok penyerbu, yang didukung tim khusus penembak mesin berat, kelompok peledak dengan bahan peledak “shawaz”, tim sniper, serta tim yang disiapkan untuk menangkap tentara musuh.

Ada pula unit khusus yang bertugas memutus jalur bantuan dengan tembakan mortir, kelompok yang menutup jalur evakuasi sekaligus mengamankan penarikan, serta tim penghancur bangunan jika pasukan lawan memilih bertahan di rumah-rumah.

Al-Duwairi menilai, seandainya operasi itu berhasil menangkap tentara Israel hidup-hidup, dampaknya akan jauh lebih besar.

Jumlah tawanan yang bertambah akan memicu kemarahan publik Israel dan semakin memperdalam pertanyaan: apa sebenarnya manfaat operasi militer selama ini, jika bahkan gagal membebaskan tawanan yang sudah ada?

Intervensi Angkatan Udara Israel, lanjut Al-Duwairi, merupakan penerapan langsung dari “Doktrin Hannibal”.

Sebuah kebijakan yang mengizinkan pasukan menembaki area pertempuran, bahkan dengan risiko melukai tentaranya sendiri, guna mencegah mereka ditangkap.

Hal ini terlihat dari serangan udara intensif ke lokasi pertempuran yang berlangsung di jarak sangat dekat.

Dalam pernyataan di saluran Telegram resminya, Al-Qassam menyebut operasi dilakukan oleh satuan infanteri penuh.

Targetnya adalah sebuah pos militer baru di tenggara Khan Younis. Mereka menyerang tank Merkava 4 dengan peledak “shawaz”, roket “Yasin 105”, serta bahan peledak bunuh diri.

Selain itu, mereka membombardir rumah-rumah yang dijadikan tempat berlindung tentara Israel dengan enam proyektil anti-bunker dan rentetan senapan mesin.

Beberapa pejuang Hamas kemudian masuk ke rumah-rumah itu, menewaskan tentara dari jarak sangat dekat menggunakan senjata ringan dan granat tangan.

Seorang komandan tank Merkava juga dilaporkan tewas akibat tembakan sniper.

Untuk mencegah bala bantuan, pasukan Al-Qassam menembakkan mortir ke sekitar lokasi, sekaligus menutup jalur mundur lawan.

Bahkan, saat pasukan penyelamat Israel tiba, seorang pejuang meledakkan diri di tengah mereka, menimbulkan korban tewas dan luka.

Serangan berlangsung selama beberapa jam, dengan helikopter Israel terlihat bolak-balik melakukan evakuasi.

Harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa 14 pejuang Palestina berhasil menembus pertahanan Israel dan menyerang pos militer di Khan Younis, menyebabkan 2 tentara terluka. Radio militer Israel bahkan menyebut insiden ini sebagai “kejadian luar biasa”.

Dua hari sebelumnya, Al-Qassam juga merilis rekaman video yang memperlihatkan pertempuran di kawasan Zeitoun, Gaza timur, antara pejuangnya dengan pasukan dan kendaraan tempur Israel.

“Kami berada di depan dan di belakang pasukan pendudukan,” kata seorang komandan lapangan dari unit elite Hamas dalam video itu.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular