Masyarakat Tahanan Palestina (Palestinian Prisoner Society/PPS), Kamis (28/8/2025), melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel terus meningkatkan penangkapan terhadap jurnalis Palestina. Hingga kini, total jurnalis yang ditahan mencapai 55 orang. Dari jumlah tersebut, 50 di antaranya ditangkap sejak awal agresi militer di Gaza. Seorang di antaranya merupakan jurnalis perempuan.
Menurut PPS, sejak Oktober 2023, otoritas Israel menjalankan strategi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam menargetkan para profesional media melalui penangkapan dan berbagai bentuk intimidasi.
Secara keseluruhan, sebanyak 197 jurnalis telah ditahan atau sempat ditangkap sementara sejak dimulainya agresi. Penahanan terbaru dialami oleh jurnalis Usaid Ammarneh yang ditangkap pada Rabu malam.
Lembaga pembela hak tahanan tersebut menilai bahwa penargetan sistematis terhadap jurnalis bertujuan untuk membungkam peliputan atas kejahatan Israel, mengontrol narasi media, serta meredam kebebasan berekspresi yang menjadi pilar kerja jurnalistik.
Kampanye penindasan ini berlangsung seiring dengan tewasnya sejumlah jurnalis di Gaza akibat agresi militer yang terus berlangsung.
Sebagian besar jurnalis yang ditahan dikenai tuduhan “menghasut” melalui media sosial atau dalam laporan mereka. Beberapa lainnya ditahan tanpa dakwaan jelas melalui perintah administratif yang didasarkan pada dokumen rahasia.
Di dalam penjara dan pusat-pusat penahanan Israel, para jurnalis mengalami perlakuan serupa dengan tahanan Palestina lainnya.
PPS menyebutkan mereka menghadapi penyiksaan sistematis, kekerasan fisik, kekurangan makanan, kelalaian medis, penghinaan, serta kondisi tahanan yang keras dan tidak manusiawi.
