Serangan udara Israel kembali menewaskan puluhan warga Palestina di berbagai wilayah Gaza.
Sejak Selasa dini hari, setidaknya 72 orang dilaporkan gugur, di antaranya 53 korban berasal dari Kota Gaza.
Di sisi lain, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengklaim melakukan operasi terhadap pasukan Israel di wilayah Jabalia, menewaskan dan melukai sejumlah tentara.
Sumber medis di Gaza menyebutkan, 15 pengungsi meninggal dunia akibat serangan udara Israel yang menghantam tenda-tenda pengungsian di kawasan pesisir Syaliyat, barat daya Kota Gaza.
Serangan drone Israel juga menewaskan empat orang di pusat Kota Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Di permukiman Sheikh Radwan, seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka akibat serangan udara.
Serangan serupa di Deir al-Balah, wilayah tengah Gaza, menargetkan tenda pengungsi dan menewaskan sedikitnya satu orang.
Di rumah sakit Asy-Syifa, jenazah seorang korban serangan di Jalan pesisir Ar-Rasyid juga telah diterima.
Sumber lokal melaporkan, dua warga sipil, termasuk seorang bayi, tewas di sekitar Jalan Yarmouk, pusat Kota Gaza, setelah tenda-tenda pengungsi kembali menjadi sasaran serangan.
Sementara itu, empat warga dilaporkan luka-luka di kawasan Ad-Daraj akibat rumah mereka terkena serangan.
Serangan ke gedung bertingkat
Serangan udara Israel juga meruntuhkan Gedung Thaybah 2 di kawasan pelabuhan barat Kota Gaza.
Dua orang meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka. Gedung tersebut menjadi bangunan bertingkat ketujuh—dengan ketinggian lebih dari 7 lantai—yang dihancurkan sejak Jumat pekan lalu.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel melancarkan operasi penghancuran bertahap terhadap gedung-gedung tinggi di Kota Gaza.
Akibatnya, jumlah keluarga kehilangan tempat tinggal kian bertambah. Pada Rabu, kampanye penghancuran dipercepat dengan menyasar puluhan rumah, mendorong warga untuk mengungsi ke lokasi yang oleh militer Israel disebut sebagai “zona kemanusiaan”.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, kembali memperingatkan warga agar segera meninggalkan Kota Gaza melalui Jalan pesisir Ar-Rasyid menuju wilayah Mawasi di selatan.
“Tinggal di kota sangat berbahaya,” tegasnya.
Ia juga mengancam akan melancarkan operasi militer besar-besaran dengan tujuan “menghabisi Hamas”.
Di Deir al-Balah, serangan udara Israel juga menghancurkan menara Masjid Yafa untuk ketiga kalinya dalam satu hari.
Dalam pernyataannya, Brigade Al-Qassam menyebutkan bahwa para pejuangnya menyerang pos militer Israel di kawasan Umari, tengah Jabalia, Selasa pagi.
Salah seorang pejuang bahkan dilaporkan berhasil naik ke atas tank Israel dan melemparkan bahan peledak ke dalam ruang kendali, menewaskan serta melukai awak tank.
Militer Israel mengakui pasukannya dari Brigade 401 tengah beroperasi di sekitar Sheikh Radwan untuk mengejar kelompok bersenjata Palestina dan menghancurkan infrastruktur bawah tanah.
Pasukan Israel juga menyatakan tengah mengatur ulang posisi di Kota Gaza sebagai persiapan “manuver darat”.
Dalam operasi itu, militer mengaku kehilangan empat prajurit setelah tank yang mereka awaki diserang.
Sejak awal September, Israel melancarkan operasi militer bertajuk “Arabat Gideon 2” dengan tujuan menduduki penuh Kota Gaza di bagian utara.
Namun, langkah itu memicu kritik dan protes di dalam negeri Israel, terutama terkait keselamatan tentara dan tawanan yang masih ditahan Hamas.
Dengan dukungan AS, Israel terus melanjutkan operasi militer yang menimbulkan dampak luas: pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran infrastruktur, dan pengusiran paksa warga Gaza.
Semua itu dilakukan dengan mengabaikan seruan masyarakat internasional, termasuk perintah Mahkamah Internasional agar menghentikan kekerasan yang dituding sebagai tindakan genosida.