Upaya internasional untuk menembus blokade Israel di Jalur Gaza memasuki babak baru. Sabtu (14/9/2025), kapal pertama dari “Armada Keteguhan Global” berlayar dari Pelabuhan Bizerte, Tunisia Utara, menuju Gaza.
Armada ini digagas untuk menantang blokade yang telah berlangsung lebih dari 18 tahun dan kian memperparah krisis kemanusiaan di wilayah itu.
Menurut laporan Al Jazeera, kapal pertama yang bernama Marinat berbendera Spanyol, dikemudikan seorang kapten asal Tunisia, mengangkut sejumlah aktivis Eropa.
Keberangkatan mereka disaksikan ratusan warga dari berbagai negara yang mengibarkan bendera nasional mereka berdampingan dengan bendera Palestina.
Penyelenggara armada sebelumnya telah mengumumkan kesiapan untuk berangkat bersama-sama dari Bizerte.
Kapal lain dijadwalkan menyusul, dan akan bertemu di perairan internasional dengan kapal-kapal asal Italia, Yunani, dan Spanyol.
Armada ini ditargetkan berjumlah sekitar 50 kapal, dengan partisipasi antara 500 hingga 700 aktivis dari lebih 40 negara.
Di antara kapal pendamping terdapat kapal pemantau yang diberi nama Shireen Abu Akleh, untuk mengenang jurnalis Palestina yang gugur saat bertugas.
Dari Bizerte juga akan bergabung kapal lain yang dinamai Fatima Hassouna, simbol penghormatan bagi para martir perempuan Palestina.
Khaled Boujemaa, anggota komite pengelola armada di kawasan Maghreb, menyebut keberangkatan ini sebagai pencapaian besar setelah menghadapi kendala teknis dan logistik yang sempat menunda jadwal hingga dua kali.
“Hari ini, 22 kapal asing telah meninggalkan Bizerte menuju pertemuan di laut lepas,” ujarnya.
Langkah ini dilakukan di tengah kondisi Gaza yang disebut PBB menghadapi ancaman kelaparan terburuk dalam sejarah modern.
Sejak Maret lalu, Israel menutup total seluruh jalur masuk bantuan, membuat lebih dari 2 juta warga Gaza terputus dari pasokan pangan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan.