Sunday, September 21, 2025
HomeBeritaHari berdarah lain di Gaza, UNRWA: 1,9 juta orang mengungsi

Hari berdarah lain di Gaza, UNRWA: 1,9 juta orang mengungsi

Kekerasan di Jalur Gaza kembali menelan korban jiwa. Rumah sakit-rumah sakit di wilayah itu pada Minggu (21/9) melaporkan tambahan puluhan warga yang tewas akibat gempuran Israel.

Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut sudah 1,9 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Sejak dini hari, serangan udara dan darat Israel mengguncang kawasan padat penduduk. Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas, 16 di antaranya di Kota Gaza.

Di pusat kota, 5 anggota keluarga Haddad tewas ketika rumah mereka di dekat simpang Al-Shaabiya dihantam roket.

Di kawasan Maghraqa, sebelah selatan Gaza, satu warga meninggal akibat tembakan langsung pasukan Israel.

Serangan juga menyasar lingkungan Tel al-Hawa di bagian barat daya kota. Palang Merah Palestina melaporkan satu korban tewas dan 21 lainnya luka-luka akibat tembakan artileri dan serangan udara.

Sumber lapangan menyebut militer Israel bahkan menggunakan kendaraan bermuatan bahan peledak untuk meruntuhkan bangunan di kawasan tersebut.

Kondisi semakin memburuk dengan kehadiran kendaraan lapis baja yang bergerak di bawah perlindungan tembakan artileri berat, dibantu drone bersenjata yang terbang rendah dan melepaskan tembakan hampir tanpa henti.

Operasi pemindahan

Di tengah eskalasi itu, gelombang pengungsian terus meluas.

“1,9 juta orang kini terpaksa meninggalkan rumah mereka. Tingkat penderitaan dan kehancuran sudah tak terbayangkan lagi,” tegas UNRWA dalam pernyataannya.

Olga Cherevko, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Gaza, mengatakan situasi di wilayah selatan pun tidak memberikan rasa aman.

Banyak keluarga tidur di jalanan berhari-hari karena tempat penampungan di Deir al-Balah dan Khan Younis penuh sesak.

OCHA juga memperingatkan tentang meningkatnya krisis gizi. Lebih dari 28.000 kasus gizi buruk akut pada anak di bawah usia lima tahun terdiagnosis hanya dalam dua bulan terakhir, Juli dan Agustus. Jumlah ini bahkan melampaui total kasus pada paruh pertama 2023.

Kondisi darurat gizi diperburuk dengan insiden penjarahan. UNICEF mengungkap empat truk berisi makanan terapeutik untuk anak-anak diserang di depan kantor mereka di Kota Gaza. Akibatnya, sekitar 2.700 anak dengan gizi buruk akut kehilangan akses pada perawatan yang menyelamatkan nyawa mereka.

“Semua pihak harus menjamin perlindungan terhadap bantuan kemanusiaan dan para pekerja,” tegas UNICEF.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel di Gaza yang didukung Amerika Serikat (AS) telah menewaskan lebih dari 65.208 orang dan melukai 166.271 lainnya, mayoritas perempuan dan anak-anak.

Selain itu, kelaparan yang menyapu utara Gaza telah merenggut 442 nyawa, termasuk 147 anak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular