Wednesday, September 24, 2025
HomeBeritaPuluhan warga gugur, 900 ribu masih bertahan di kota Gaza

Puluhan warga gugur, 900 ribu masih bertahan di kota Gaza

Militer Israel kembali melancarkan serangan intensif ke Jalur Gaza, menargetkan warga sipil serta menghancurkan bangunan dan infrastruktur.

Sumber medis menyebutkan, sejak Rabu dini hari sedikitnya 47 warga Palestina tewas, termasuk 34 orang di Kota Gaza.

Sementara itu, delapan warga lain gugur saat menunggu bantuan di dekat pusat distribusi utara Kota Rafah.

Krisis kemanusiaan kian dalam seiring runtuhnya layanan kesehatan. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan bahwa “peningkatan kekerasan” di sekitar Rumah Sakit Rantisi dan Rumah Sakit Mata di Gaza membuat keduanya berhenti beroperasi dan tidak lagi aman.

“Pasien dan tenaga medis terpaksa meninggalkan kedua rumah sakit itu,” ujar Tedros.

Rantisi adalah rumah sakit khusus anak satu-satunya di Gaza, sementara Rumah Sakit Mata menjadi satu-satunya fasilitas dengan layanan spesialis mata.

Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan, keterlambatan masuknya pasokan bahan bakar mengancam beroperasinya generator rumah sakit. Jika listrik berhenti, layanan medis akan terhenti total.

Tekanan dan Gelombang pengungsian

Di Kota Gaza, serangan artileri dan ledakan kendaraan bermuatan bahan peledak terus menekan warga.

Namun, Kantor Media Pemerintah Gaza menegaskan sekitar 900.000 warga masih bertahan di kota dan “mempertahankan hak mereka untuk tetap tinggal”.

Meski demikian, pengungsian paksa tidak terhindarkan. Sedikitnya 335.000 warga meninggalkan rumah mereka akibat gempuran berulang, dengan lebih dari 60.000 di antaranya mengungsi hanya dalam tiga hari terakhir.

Menariknya, otoritas lokal juga mencatat adanya arus balik. Hingga Selasa malam, lebih dari 24.000 warga kembali ke kawasan asal mereka di Kota Gaza setelah sempat mengungsi ke bagian selatan jalur itu.

Sementara itu, wilayah al-Mawasi di Khan Younis dan Rafah, yang digembar-gemborkan Israel sebagai “zona kemanusiaan dan aman”, justru menjadi target serangan udara berulang.

Data resmi mencatat lebih dari 114 serangan udara menghantam wilayah itu dalam beberapa hari terakhir, menewaskan sedikitnya 2.000 warga.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular